Berita Terbaru :
|

Bagikan Berita
Banjir Landa Empat Kabupaten




* Ribuan Rumah Terendam
* Sekolah Diliburkan


SINGKIL - Kabupaten Aceh Singkil, Aceh Barat, Aceh Barat Daya, dan Aceh Jaya dilanda banjir, Selasa (6/11). Sedangkan Bireuen yang diterjang banjir Sabtu lalu, kini sedang dalam masa pendataan kerugian yang jumlahnya ditaksir minimal Rp 1 miliar.

Di Aceh Singkil, air sebetulnya sudah merendam lima kecamatan sejak Minggu lalu. Tapi pada Selasa (6/11) kemarin massa air bah itu mengalir deras seluruhnya ke Kecamatan Singkil, tempat beradanya muara sungai menuju laut lepas.

Tatkala di kecamatan lain air mulai surut, keadaan sebaliknya justru terjadi di Singkil, ibu kota kabupaten. Tinggi airnya sepinggang orang dewasa dan menggenangi hampir semua desa.

Kawasan Ujung Bawang juga terendam air, sehingga arus transportasi Singkil-Subulussalam terganggu. Genangan air juga menyebabkan aktivitas belajar-mengajar di sejumlah sekolah terhenti. “Kami tidak sekolah karena banjir,” kata seorang siswa SMA di Ujung Bawang yang membantu menyeberangkan sepeda motor warga pakai perahu dengan ongkos Rp 10.000 sekali antar.

Juga karena banjir, banyak PNS kemarin tidak berdinas. Mereka tak kuasa melintasi genangan air yang di tengah jalan saja tingginya sepinggang orang dewasa. Mobil Asisten II Setdakab Aceh Singkil, Momod Suhara, malah terperosok ke parit di tengah genangan banjir. Ini menyebabkan puluhan mobil dari ke dua arah terhalang.

Sejam kemudian mobil tersebut berhasil dievakuasi, setelah Kapolres Aceh Singkil, AKBP Bambang Syafrianto, Pasi Intel Kodim 0109/Singkil Kapten Moh Mulyono, Danramil Singkil Kapten Erwansyah bersama anggota dan warga turun tangan.

Korban banjir berharap pimpinan mereka, baik di tingkat provinsi apalagi kabupaten, datang menjenguk dan mencarikan solusi jitu untuk mengatasi banjir yang kerap berulang itu. “Pemerintah turun tanganlah, masyarakat tiap tahun kena banjir,” kata Azhari, warga Singkil.

Banjir juga melanda Aceh Barat dan pada Selasa (6/11) kemarin terus meluas. Bila sebelumnya hanya merendam jalan lintas Meulaboh-Kuala Bhee, kemarin malah meluas sehingga ribuan rumah penduduk di lima kecamatan terendam.  Khusus di Kecamatan Woyla Timur, warganya sempat terkurung oleh kepungan banjir.

Kata Camat Woyla Timur, Adnan, banjir melanda belasan desa di wilayahnya dan tiga desa terisolasi, yakni Seuneubok Dalam dan Gunong Payang di Kemukiman Krueng Bhee serta Alue Bilie di Kemukiman Woyla Tunong.

“Meski banjir mengepung dengan ketinggian rata-rata di atas 1 meter, tapi belum ada penduduk yang mengungsi,” ujarnya. Koordinator Tim Meulaboh Rescue, Abdurrahman mengatakan, tim BPBD yang beranggotakan Meulaboh Rescue sudah ke lokasi dan masih memantau banjir yang melanda empat kecamatan, meliputi Kecamatan Woyla Timur, Arongan Lambalek, Samatiga, dan Bubon.

Kadisosnakertrans Aceh Barat, Mursalin mengatakan akan segera menyalurkan bantuan masa panik, setelah berkoordinasi dengan sekda setempat. “Bnjir paling besar terjadi Woyla Timur,” ujar Mursalin.

Dari Blangpidie dilaporkan, puluhan rumah warga di Desa Ladang, Kecamatan Susoh, Aceh Barat Daya (Abdya), Selasa (6/11) subuh, terendam akibat meluapnya air Muara Kuala Cangkul.

Amatan Serambi, hujan deras yang mengguyur di kawasan itu sejak Senin (5/11) sore hingga malam telah mengakibatkan air muara meluap dan merendam puluhan rumah di Dusun Kuala Cangkul.

Keuchik Ladang, Hermanto, mengatakan tidak ada warga yang mengungsi, namun banjir yang terjadi pukul 04.00 WIB itu telah mengakibat warga kalang kabut menyelamatkan barang dan perlengkapan rumah tangganya dari genangan banjir. Sejumlah rumah di Ujung Serangga dan Desa Pulau Kayu juga terendam banjir.

Sementara itu, sedikitnya 70 hektare (ha) sawit warga di Dusun Suka Makmu dan Dusun Ingin Jaya, Kecamatan Pasie Raya, Aceh Jaya terancam mati, kerena terendam banjir hingga dua meter, akibat diguyur hujan sejak Sabtu hingga Senin (5/11).

Keuchik Pulo Tinggi, Kecamatan Pasie Raya, Ilyas AH kepada Serambi, Selasa (6/11) mengatakan, banjir itu juga menyebabkan 5 ha kedelai yang berumur 2 bulan, 2 ha pepaya berumur satu tahun, dan 1 ha ubi kini terancam punah, karena tergenang air.

Meluapnya air hujan itu ke permukiman warga lebih karena tersumbatnya air pada saluran pembuangan arah Desa Tanoh Anoe, Kecamatan Pasie Raya. Warga sangat mengharapkan bantuan dari pemerintah untuk menanggulangi keadaan itu.

Di Bireuen, banjir yang terjadi tiga hari lalu, mulai didata rapi dampaknya. “Banyak mobiler SD rusak, komputer rusak, dan lainnya, termasuk pagar sekolah. Angka kerugian sementara ditaksir tidak kurang dari Rp 1 miliar,” kata Kadisdikbupora Bireuen, Drs Jamaluddin, saat dikonfrimasi Selasa kemarin.

Ia tambahkan, proses belajar-mengajar sejak Senin hingga beberapa hari ke depan belum efektif, karena siswa dan guru fokus membersihkan ruangan belajar dan lainnya. 

Puluhan anggota Kodim 0111/Bireuen, petugas pemadam kebakaran, dan petugas kebersihan bersama masyarakat Desa Abeuk Usong, Jeumpa Bireuen, Selasa (6/11) gotong royong membersihkan sisa lumpur di SDN 5 Jeumpa, Meunasah Abeuk Usong, dan saluran desa.

Menurut Pasiter Kodim 0111/Bireuen, Lettu CZI Saifuddin, gotong royong di Desa Abeuk Usong itu, melibatkan puluhan anggota TNI dari Kodim 0111/Bireuen dan Koramil Jeumpa, Kota Juang, Juli, Kuala, Jangka, Peusangan, dan Koramil Peudada.

Kadiskes Bireuen, dr Amir Addani mengimbau warga di daerah eks banjir, seperti Kecamatan Jeumpa dan Peudada, mewaspadai kemungkinan terjangkitnya Infeksi Saluran Pernapasan Atas (ISPA) dan penyakit kulit pascabanjir.


Baca Juga :


Posted by Anonim on 06.15. Filed under , . You can follow any responses to this entry through the RSS 2.0. Feel free to leave a response
comments powered by Disqus

Komentar Baru

Update Terbaru