Sikap ayah & bunda
Wajar saja bila bapak dan bunda berlainan pola asuh. yang terutama, jangan lantas anak-anak jadi korban dari perbedaan itu. tersebut strategi menyiasatinya.
"huh, jikalau ayah, sih, galak. beda dengan ibu, senantiasa baik, "begitu, bukan hanya, ucapan yang kerap kita dengar ? sebenarnya, pola asuh yang diterapkan bapak dan bunda kerapkali tidak sama dengan kata lain beda. apalagi barangkali itu pula yang terjadi didalam kehidupan kita sehari-hari. tak tahu anda yang cenderung keras dan suami ekstra sabar, atau sebaliknya.
perbedaan itu amat wajar terjadi. soalnya, masing-masing datang dari latar belakang yang berlainan. barangkali waktu kita kecil dulu, kita terbiasa dengan pola tegas dan keras yang diterapkan bapak, hingga pola itulah yang kita teruskan pada anak-anak. belum lagi dampak dari pengalaman yang sempat kita dapat atau dari bacaan dan pendidikan yang kita terima.
sebab perbedaan pola asuh anak, pada suami-istri sesudah itu kerap timbul konflik. terlebih bila keduanya ngotot, pola asuh dialah yang paling baik dan sangat benar. padahal jikalau akan saling kompromi, konflik dapat dihindari. sekurang-kurangnya, dikurangi supaya tidak menyebabkan "ledakan hebat". yang jelas, kedua belah pihak mesti mengerti, apapun pola asuh yang dapat diterapkan, tujuan selanjutnya merupakan untuk kepentingan dan kebaikan anak.
lembut vs keras
biasanya kita mengharap, seorang bunda merupakan sosok halus yang tentunya bersikap lemah lembut, sedang bapak mesti tegas dan keras. "pendapat itu tampil sebab faktor sosial budaya kita, dimana lelaki diajar untuk jadi nomor satu, mesti dapat memimpin, berwibawa, dan berikutnya, " kata psikolog dra. rostiana. sebab sejak kecil dididik layaknya itu, saat dewasa dan jadi bapak, ia pun mempunyai karakteristik layaknya itu dan jadilah ia kepala keluarga yang mempunyai pola asuh keras.
sedang wanita dibesarkan didalam pola asuh yang amat melindungi dan banyak dibatasi oleh larangan-larangan. ini sesudah itu berpengaruh pada pembentukan pola kepribadian wanita dan selanjutnya merubah pula pola asuh yang dianutnya.
dari segi permainan pun, sambung pembantu dekan iii fakultas psikologi kampus tarumanegara jakarta ini, pada anak lelaki dan anak wanita dibedakan. "anak wanita, kan, type permainannya semakin banyak yang mengutamakan perasaan. main boneka, umpamanya. boneka, kan, mesti disayang, digendong. "
namun anak lelaki, type permainannya cenderung kasar semisal sepakbola dan perang-perangan.
jadi, sambung rostiana, "sejak kecil lelaki sebenarnya dididik untuk berperilaku yang lebih mengarah pada agresivitas, sedang wanita tak. " lama kelamaan terbentuklah karakteristik yang berlainan tersebut. dan saat mereka jadi orang tua, pola itu pula yang mereka memberikan pada anak-anaknya.
"huh, jikalau ayah, sih, galak. beda dengan ibu, senantiasa baik, "begitu, bukan hanya, ucapan yang kerap kita dengar ? sebenarnya, pola asuh yang diterapkan bapak dan bunda kerapkali tidak sama dengan kata lain beda. apalagi barangkali itu pula yang terjadi didalam kehidupan kita sehari-hari. tak tahu anda yang cenderung keras dan suami ekstra sabar, atau sebaliknya.
perbedaan itu amat wajar terjadi. soalnya, masing-masing datang dari latar belakang yang berlainan. barangkali waktu kita kecil dulu, kita terbiasa dengan pola tegas dan keras yang diterapkan bapak, hingga pola itulah yang kita teruskan pada anak-anak. belum lagi dampak dari pengalaman yang sempat kita dapat atau dari bacaan dan pendidikan yang kita terima.
sebab perbedaan pola asuh anak, pada suami-istri sesudah itu kerap timbul konflik. terlebih bila keduanya ngotot, pola asuh dialah yang paling baik dan sangat benar. padahal jikalau akan saling kompromi, konflik dapat dihindari. sekurang-kurangnya, dikurangi supaya tidak menyebabkan "ledakan hebat". yang jelas, kedua belah pihak mesti mengerti, apapun pola asuh yang dapat diterapkan, tujuan selanjutnya merupakan untuk kepentingan dan kebaikan anak.
lembut vs keras
biasanya kita mengharap, seorang bunda merupakan sosok halus yang tentunya bersikap lemah lembut, sedang bapak mesti tegas dan keras. "pendapat itu tampil sebab faktor sosial budaya kita, dimana lelaki diajar untuk jadi nomor satu, mesti dapat memimpin, berwibawa, dan berikutnya, " kata psikolog dra. rostiana. sebab sejak kecil dididik layaknya itu, saat dewasa dan jadi bapak, ia pun mempunyai karakteristik layaknya itu dan jadilah ia kepala keluarga yang mempunyai pola asuh keras.
sedang wanita dibesarkan didalam pola asuh yang amat melindungi dan banyak dibatasi oleh larangan-larangan. ini sesudah itu berpengaruh pada pembentukan pola kepribadian wanita dan selanjutnya merubah pula pola asuh yang dianutnya.
dari segi permainan pun, sambung pembantu dekan iii fakultas psikologi kampus tarumanegara jakarta ini, pada anak lelaki dan anak wanita dibedakan. "anak wanita, kan, type permainannya semakin banyak yang mengutamakan perasaan. main boneka, umpamanya. boneka, kan, mesti disayang, digendong. "
namun anak lelaki, type permainannya cenderung kasar semisal sepakbola dan perang-perangan.
jadi, sambung rostiana, "sejak kecil lelaki sebenarnya dididik untuk berperilaku yang lebih mengarah pada agresivitas, sedang wanita tak. " lama kelamaan terbentuklah karakteristik yang berlainan tersebut. dan saat mereka jadi orang tua, pola itu pula yang mereka memberikan pada anak-anaknya.
Baca Juga :
Posted by Depok Online news
on 07.44. Filed under
Drive News,
ibu dan anak
.
You can follow any responses to this entry through the RSS 2.0.
Feel free to leave a response