Rumah Abu Razak Digranat
BANDA ACEH - Rumah Kamaruddin Abubakar alias Abu Razak, Wakil Ketua
Dewan Pimpinan Aceh Partai Aceh (DPA-PA), di Jalan Prada Utama Lorong
Kenari AMBA, Gampong Lamgugop, Kecamatan Syiah Kuala, Banda Aceh, Senin
(22/10) dini hari digranat oleh pelaku yang belum diketahui
identitasnya. Meski tak ada korban jiwa dalam peristiwa itu, tapi ekses
ledakan tersebut menimbulkan sejumlah kerusakan ringan di bagian teras
rumah besar itu.
Berdasarkan informasi yang diperoleh Serambi,
penggranatan terjadi sekira pukul 03.00 WIB dini hari, ketika seluruh
anggota keluarga Abu Razak, mulai istri, anak, dan ibunya, serta
sejumlah anggota keluarga lainnya sedang tidur di rumah tersebut.
Sumber-sumber
Serambi menyebutkan, lemparan granat itu menimbulkan suara gelegar dan
menyebabkan keluarga besar Abu Razak terbangun. Bahkan para tetangga pun
mendengar dengan jelas dentuman keras yang dirasakan hingga beberapa
ratus meter dari lokasi ledakan.
Pantauan Serambi, sekira pukul
08.15 WIB, aparat kepolisian dari Polda Aceh dan Polresta Banda Aceh
masih berada di dalam kompleks rumah Abu Razak. Police line yang sempat
terpasang sebelumnya, sekira pukul 08.40 WIB dibuka kembali, setelah
semua serpihan granat dan sejumlah barang bukti (BB) lainnya telah
dikumpulkan dari lokasi. Dari lokasi juga terlihat dikerahkan sebuah
mobil bertuliskan Inafis, Unit Identifikasi TKP Polda Aceh.
Kapolresta
Banda Aceh, Kombes Pol Moffan MK SH mengatakan, polisi masih melakukan
penyelidikan dengan membawa seluruh alat bukti serpihan granat ke
Laboratorium Forensik (Labfor) Medan, untuk mengetahui jenis granat yang
digunakan pelaku dalam kasus ini. Demikian juga halnya dengan motif
yang melatarbelakangi penggranatan rumah Abu Razak, menurut Moffan,
pihaknya bersama tim Polda Aceh masih belum dapat menyimpulkannya.
“Sejauh
ini masih sebatas Polresta dan Polda Aceh yang bekerja untuk mengungkap
kasus penggranatan yang menimpa kediamanan Abu Razak. Kalau nantinya
dalam penyelidikan dan pengembangan ada bayangan yang mengarah ke
pelaku, barulah kita minta bantuan dari Mabes Polri,” ungkap Moffan.
Diperoleh
informasi tambahan bahwa rumah Abu Razak yang belum sampai dua bulan
dia tempati itu, dilengkapi CCTV. Dari data CCTV terekam bahwa pelaku
yang menggranat rumah itu berdua orang. Mereka mengenakan helm, celana
pendek, dan berboncengan naik sepeda motor saat melancarkan aksinya.
Beda Momentum Penggranatan
Kapolresta
Banda Aceh, Kombes Pol Moffan MK SH memastikan, penggaranatan di rumah
Abu Razak, Senin (22/10) dini hari, berbeda dengan kasus penggranatan
yang pernah menimpa rumah mantan menteri pertahanan GAM, Zakaria Saman
di Kompleks Villa Citra Lestari, Gampong Lampineung, Kecamatan Syiah
Kuala, Banda Aceh, Senin, 25 Juli lalu.
Perbedaan itu,
dirincikan Moffan, rumah Zakaria Saman digranat justru menjelang momen
pelantikan Gubernur dan Wakil Gubernur Aceh terpilih, dr Zaini Abdullah
dan Muzakir Manaf. Sementara kasus penggranatan di rumah Abu Razak
terjadi saat suhu politik di Aceh mulai menurun pascapelantikan Gubernur
dan Wakil Gubernur Aceh periode 2012-2017.
Abu Razak: Ini Sudah Biasa Kami Alami
Kamaruddin
Abubakar yang akrab disapa Abu Razak menyebutkan, ledakan bom atau
granat serta sejumlah teror lainnya sudah biasa dia alami. Jadi, ia tak
begitu kaget atas peristiwa penggranatan rumah yang belum sampai dua
bulan dia tempati itu.
Abu Razak menyebutkan, ledakan dari
granat yang dilemparkan pelaku ke sisi kiri pintu rumahnya itu awalnya
dia kira berasal dari ledakan trafo listrik. Begitu mendengar ledakan
itu, Abu Razak bergegas ke luar rumahnya untuk memastikan asal ledakan.
“Saya lihat kepulan asap dan masih tercium kuat bau mesiu,” kata Abu
Razak.
Ia mengaku sempat melihat dua pelaku mengendarai sepeda
motor, mengenakan helm, serta bercelana pendek kabur ke arah Jalan Prada
Utama. Dan itulah satu-satunya jalan yang bisa dilewati pelaku, karena
rumahnya berada paling ujung dan diakhiri oleh gang buntu.
Selain
itu, sebut Abu Razak, aksi kedua pelaku yang melempar granat jenis
manggis ke rumahnya itu sempat terekam CCTV yang terpasang di sisi kanan
tiang pintu pagar rumahnya. Semua data yang diharapkan bisa mendukung
pengungkapan itu, ungkap Abu Razak, telah dia serahkan ke polisi.
“Alhamdulillah, semua keluarga saya baik. Tapi saya sempat
mengkhawatirkan dua anak saya yang masih kecil-kecil, takut mereka
trauma. Satunya baru berumur 3,9 tahun dan satunya lagi 5,7 tahun. Tapi,
pagi-pagi tadi (kemarin) anak saya yang berumur 5,7 tahun itu sudah
langsung ke sekolah. Kalau saya dan keluarga sudah biasalah mengalami
hal seperti ini,” ungkap Abu Razak.
Ia jelaskan,
pascapenggranatan itu ia langsung menghubungi Polsek Syiah Kuala. Tk
lama kemudian, pihak polsek, Polresta,dan Polda Aceh turun ke lokasi
kejadian.
Abu Razak yang juga Ketua Tim Pemenangan Pasangan
Gubernur dan Wakil Gubernur Aceh, Zaini Abdullah dan Muzakir Manaf
(Zikir) itu mengungkapkan,sebelum penggranatan rumahnya, dia atau dari
keluarganya sama sekali tidak ada rima ancaman, baik melalui telpon atau
sejenis teror lainnya.
Kalaupun ada, sebutnya, itu telah
berjalan setahun lalu. Saat itu Abu Razak menjadi target kelompok
tertentu. “Setahun yang lalu saya pernah diancam dibunuh, ditembak, dan
sebagainyalah. Tapi, saya pikir, itu hal yang sudah biasa dan telah
menjadi bagian asam garam bagi kehidupan saya dan keluarga,” pungkas
mantan wakil panglima GAM ini
Ia mengungkapkan kalau ada
seseorang atau suatu pihak yang tidak menyukainya, seharusnya bisa
menemuinya secara baik-baik. Sebab, menurut Abu Razak, pelemparan granat
yang dilakukan dua pelaku itu telah mencederai perdamaian Aceh. “Kalau
memang tidak menginginkan Aceh damai, silakan tinggalkan Aceh dan pergi
jauh dari Aceh,” cetus Abu Razak.
Baca Juga :
Posted by Anonim
on 04.46. Filed under
Aceh,
Drive News
.
You can follow any responses to this entry through the RSS 2.0.
Feel free to leave a response