Peternakan ayam petelur di Desa Meureu, Kecamatan Indrapuri, Aceh Besar
yang dikelola para mantan kombatan GAM yang bergabung dalam wadah Koptan
Jasa Rimba, kini telah memproduksi 18.000 butir telur/hari, dari 20.000
ekor ayam petelur yang dipelihara sejak tahun 2011 lalu.
“Bantuan 20.000 ekor ayam petelur dari Dinas Kesehatan Hewan dan Peternakan Aceh pada tahun lalu, yang diberikan kepada Koptan Jasa Rimba, kini telah memproduksi 18.000 butir telur/hari,” sebut Ketua Koptan Jasa Rimba, Syaifuddin (Pak Chik) kepada Serambi, usai acara penyerahan satu unit genset 45 KVA dari Disperindagkop dan UKM Aceh, Kamis (4/10).
Bantuan mesin listrik 45 KVA yang diberikan Disperindagkop dan UKM Aceh, kata Pak Chik, sangat membantu menyelamatkan ayam petelur dari ancaman kematian, akibat kedinginan ketika memasuki musim hujan.
Kadisperindagkop dan UKM Aceh, Cipta Hunai didampingi Kabid IKM, Iskandar SSos MM mengatakan, bantuan 1 unit mesin listrik kapasitas 45 KVA kepada Koptan Jasa Rimba yang bergerak dalam usaha industri peternakan ayam petelur, untuk mendukung program pengembangan industri pangan di Aceh Besar.
Iskandar menambahkan, jika industri peternakan ayam petelur di Desa Mireu, Indrapuri ini nanti berkembang menjadi industri ayam petelur berskala besar, akan memberikan dampak positif terhadap pengembangan industri pangan lainnya di Aceh Besar khususnya, dan Aceh pada umumnya.
Selain genset, kata Iskandar, untuk mendukung industri peternakan ayam petelur Meureu ini, masih dibutuhkan dua pendukung lainnya, yaitu pabrik pakan dan pabrik pencetakan tempat telur ayam yang terbuat dari bubur kertas. “Dua kebutuhan itu, sedang dicari solusi untuk pengadaannya pada tahun depan,” ujarnya.
Bupati Aceh Besar, Mukhlis Basyah mengatakan, bantuan yang diberikan Dinas Kesehatan Hewan dan Peternakan Aceh itu, telah memberikan hasil positif untuk mantan kombatan GAM.
“Namun, kendala yang dihadapi peternak Koptan Jasa Rimba saat ini adalah persediaan pakan ternak untuk ayam petelur, yang kebutuhan per harinya mencapai 2 ton, dan harus didatangkan dari Medan dengan harga yang mahal. Tapi, jika di Aceh Besar terdapat pabrik pakan ternak ayam petelur, biaya produksinya bisa berkurang,” ungkapnya.
Bupati Aceh Besar itu menambahkan, kalau dilihat dari keseriusan Koptan Jasa Rimba mengelola industri peternakan ayam petelur, Aceh Besar berpeluang menjadi produsen telur di Aceh. “Peluang itu baru bisa diwujudkan, jika prasarana dan sarana pendukungannya tersedia di Aceh, terutama pakannya,” ujarnya.
“Bantuan 20.000 ekor ayam petelur dari Dinas Kesehatan Hewan dan Peternakan Aceh pada tahun lalu, yang diberikan kepada Koptan Jasa Rimba, kini telah memproduksi 18.000 butir telur/hari,” sebut Ketua Koptan Jasa Rimba, Syaifuddin (Pak Chik) kepada Serambi, usai acara penyerahan satu unit genset 45 KVA dari Disperindagkop dan UKM Aceh, Kamis (4/10).
Bantuan mesin listrik 45 KVA yang diberikan Disperindagkop dan UKM Aceh, kata Pak Chik, sangat membantu menyelamatkan ayam petelur dari ancaman kematian, akibat kedinginan ketika memasuki musim hujan.
Kadisperindagkop dan UKM Aceh, Cipta Hunai didampingi Kabid IKM, Iskandar SSos MM mengatakan, bantuan 1 unit mesin listrik kapasitas 45 KVA kepada Koptan Jasa Rimba yang bergerak dalam usaha industri peternakan ayam petelur, untuk mendukung program pengembangan industri pangan di Aceh Besar.
Iskandar menambahkan, jika industri peternakan ayam petelur di Desa Mireu, Indrapuri ini nanti berkembang menjadi industri ayam petelur berskala besar, akan memberikan dampak positif terhadap pengembangan industri pangan lainnya di Aceh Besar khususnya, dan Aceh pada umumnya.
Selain genset, kata Iskandar, untuk mendukung industri peternakan ayam petelur Meureu ini, masih dibutuhkan dua pendukung lainnya, yaitu pabrik pakan dan pabrik pencetakan tempat telur ayam yang terbuat dari bubur kertas. “Dua kebutuhan itu, sedang dicari solusi untuk pengadaannya pada tahun depan,” ujarnya.
Bupati Aceh Besar, Mukhlis Basyah mengatakan, bantuan yang diberikan Dinas Kesehatan Hewan dan Peternakan Aceh itu, telah memberikan hasil positif untuk mantan kombatan GAM.
“Namun, kendala yang dihadapi peternak Koptan Jasa Rimba saat ini adalah persediaan pakan ternak untuk ayam petelur, yang kebutuhan per harinya mencapai 2 ton, dan harus didatangkan dari Medan dengan harga yang mahal. Tapi, jika di Aceh Besar terdapat pabrik pakan ternak ayam petelur, biaya produksinya bisa berkurang,” ungkapnya.
Bupati Aceh Besar itu menambahkan, kalau dilihat dari keseriusan Koptan Jasa Rimba mengelola industri peternakan ayam petelur, Aceh Besar berpeluang menjadi produsen telur di Aceh. “Peluang itu baru bisa diwujudkan, jika prasarana dan sarana pendukungannya tersedia di Aceh, terutama pakannya,” ujarnya.
Baca Juga :
