Berita Terbaru :
|

Bagikan Berita
KEMATIAN IBU ANAK DI NTT TERTINGI DI INDONESIA

Angka kematian ibu dan anak pada saat kelahiran di Nusa Tenggara Timur (NTT) menempati urutan tertinggi, yakni 300 per 100.000 jumlah kelahiran, dari total 230 per 100.000 jumlah kelahiran di Indonesia.

Angka itu tercatat dalam profil kesehatan nasional 2001-2006 yang dikeluarkan Departemen Kesehatan (Depkes) RI. "Padahal, ibu merupakan faktor penentu generasi bangsa yang berkualitas. Berbeda dengan wilayah lainnya di Indonesia, masyarakat NTT belum banyak warga yang mengetahui pentingnya kesehatan ibu dan anak," kata Rikardus Wawo, sekretaris eksekutif forum parlemen DPRD NTT, Rabu. 

Menurut Rikardus, ada beberapa penyebab tingginya angka kematian ibu dan anak ketika melahirkan, yaitu kurangnya bidan terlatih, minimnya akses masyarakat ke posyandu, dan rendahnya pemahaman masyarakat tentang kesehatan reproduksi. 

Masalah lain yang dihadapi warga NTT, adalah minimnya distribusi informasi kesehatan kepada masyarakat, serta rendahnya anggaran daerah baik ditingkat provinsi maupun kabupaten dan kota. 

Rikardus juga memprediksi masalah kesehatan di NTT akan terus memprihatinkan, karena gejala meningkatnya kasus gizi buruk bayi baru lahir terus ada. 

Dikatakan, pemerintah harus segera menganggarkan dana kesehatan dan membuat kebijakan khusus terkait perlindungan kesehatan terhadap ibu dan anak. 

"Pemerintah harus mengaktifkan kembali posyandu dan memberi perhatian khusus kepada bidan desa, sehingga lebih terlatih. Selain itu, tenaga kesehatan lainnya juga harus dioptimalkan dalam bekerja," ungkapnya. 

Deputi Peningkatan Kualitas Hidup Perempuan pada Kementerian Negara Pemberdayaan Perempuan, Setiawati menyatakan bahwa rata-rata nasional tahun 2002-2003 menunjukkan angka kematian ibu melahirkan sebesar 307/100.000 kelahiran. 

Prevalensis anemia gizi besi pada ibu hamil hanya mencapai 45 persen, sedangkan angka kematian bayi sebesar 38/1000 kelahiran. 

Ia menambahkan, survei kekerasan perempuan yang dilakukan oleh Badan Pusat Statistik (BPS) 2006, menunjukkan bahwa di Indonesia terjadi sekitar 3 juta tindak kekerasan dengan sekitar 2,7 juta perempuan adalah korbannya. 

Hasil yang telah dicapai dalam bidang kesehatan pada 2005 hingga 2007, antara lain revitalisasi gerakan sayang ibu oleh ibu negara dan tersusunnya pedoman umum, pedoman penyelenggaraan dan peraturan menteri tentang revitalisasi gerakan sayang ibu, 

Program itu telah dilaksanakan di 33 provinsi di Indonesia. program lain yang juga telah dilakukan adalah aksi nasional pemenuhan hak reproduksi perempuan, dan pekan ASI sedunia pada 2007 bertema menyusui satu jam pertama menyelamatkan lebih dari satu juta bayi.


Baca Juga :


Posted by Anonim on 16.40. Filed under , . You can follow any responses to this entry through the RSS 2.0. Feel free to leave a response
comments powered by Disqus

Komentar Baru

Update Terbaru