Kemampuan Obligasi Bisnis Keluarga Asia Rendah
Bisnis-bisnis keluarga di Asia biasanya memiliki kemampuan dan kemampuan rendah dalam menerbitkan obligasi.
Hasil Analisis Credit Suisse Emerging Markets Research Institute menyebutkan, bila dibandingkan dengan bisnis non-keluarga, bisnis-bisnis keluarga di seluruh Asia lebih mengandalkan pinjaman bank untuk membiayai kegiatan-kegiatan bisnis mereka.
"Bisnis keluarga ini lebih kurang mampu, atau kurang mau, untuk menerbitkan obligasi apabila dibandingkan bisnis non-keluarga," demikian seperti disitat dari keterangan tertulis Credit Suisse kepada okezone, Senin (31/10/2011).
Meski demikian, jumlah penerbitan obligasi bisnis keluarga di Asia Selatan mengalami peningkatan signifikan. Pada 2006, total penerbitan korporat adalah 19 persen, sedangkan pada 2011 menjadi 40 persen.
Sementara, bisnis keluarga di Asia Utara mengalami stagnasi pada posisi 20 persen karena likuiditas yang berlimpah pada bisnis keluarga di wilayah tersebut.
Laporan atas riset terhadap 3.568 bisnis keluarga yang terdaftar di bursa di 10 negara Asia juga menyebutkan, bisnis keluarga dan bisnis non-keluarga rata-rata memiliki peringkat korporat BBB yang sama di Asia Selatan. Perbedaan peringkat yang lebih besar antara bisnis keluarga dan bisnis non-keluarga terdapat di Asia Utara.
Beberapa bisnis keluarga di Asia Utara meraih peringkat high single A. Peringkat tengah korporat bisnis keluarga di Asia Utara adalah BBB-. Sedangkan bisnis non-keluarga berada di peringkat korporat tengah A-.
Hasil Analisis Credit Suisse Emerging Markets Research Institute menyebutkan, bila dibandingkan dengan bisnis non-keluarga, bisnis-bisnis keluarga di seluruh Asia lebih mengandalkan pinjaman bank untuk membiayai kegiatan-kegiatan bisnis mereka.
"Bisnis keluarga ini lebih kurang mampu, atau kurang mau, untuk menerbitkan obligasi apabila dibandingkan bisnis non-keluarga," demikian seperti disitat dari keterangan tertulis Credit Suisse kepada okezone, Senin (31/10/2011).
Meski demikian, jumlah penerbitan obligasi bisnis keluarga di Asia Selatan mengalami peningkatan signifikan. Pada 2006, total penerbitan korporat adalah 19 persen, sedangkan pada 2011 menjadi 40 persen.
Sementara, bisnis keluarga di Asia Utara mengalami stagnasi pada posisi 20 persen karena likuiditas yang berlimpah pada bisnis keluarga di wilayah tersebut.
Laporan atas riset terhadap 3.568 bisnis keluarga yang terdaftar di bursa di 10 negara Asia juga menyebutkan, bisnis keluarga dan bisnis non-keluarga rata-rata memiliki peringkat korporat BBB yang sama di Asia Selatan. Perbedaan peringkat yang lebih besar antara bisnis keluarga dan bisnis non-keluarga terdapat di Asia Utara.
Beberapa bisnis keluarga di Asia Utara meraih peringkat high single A. Peringkat tengah korporat bisnis keluarga di Asia Utara adalah BBB-. Sedangkan bisnis non-keluarga berada di peringkat korporat tengah A-.
Baca Juga :
Posted by Anonim
on 09.05. Filed under
Bisnis,
Drive News
.
You can follow any responses to this entry through the RSS 2.0.
Feel free to leave a response