Industri Kreatif Bantu Pertumbuhan Ekonomi
ndustri kreatif menjadi salah
satu celah bisnis yang bisa menjadi harapan pemerintah untuk menggenjot
pertumbuhan ekonomi di Indonesia. Hal ini disampaikan Direktur Utama PT
Telekomunikasi Indonesia Arief Yahya di Jakarta, Sabtu (20/10/2012).
Yang termasuk industri kreatif itu antara lain pembuatan aplikasi, content, digital imaging, media dan banyak lagi. Salah satu pemain bisnis kreatif yang kaya raya adalah Robert Murdoch, si raja media yang memiliki jaringan media di seluruh dunia. Pria berusia 80 tahun itu memperoleh penghasilan hingga US$ 7,6 miliar atau sekitar Rp 68 triliun dari bisnis kreatif.
Contoh lainnya adalah, Mark Zuckerberg, lelaki berusia 27 tahun yang memperoleh penghasilan US$ 17,5 miliar atau sekitar Rp 157 triliun dengan hanya menciptakan sosial media Facebook. "Industri kreatif digital ini sangat potensial," terang Arief.
Untuk di Indonesia sendiri, tambah Arief, industri kreatif memiliki tingkat pertumbuhan yang tinggi, terutama di sektor industri kreatif digital.
Arief menerangkan, kontribusi industri kreatif terhadap Gross Domestic Product (GDP) Indonesia sebesar Rp 151 triliun, berkontribusi sebesar 7,28% dari total GDP tahun 2008.
Lima kontributor terbesar adalah fashion (43%), crafts (25%), iklan (8%), design (6%), dan musik (5%).
"Kalau Indonesia mau bersaing dengan China dalam manufaktur pasti akan susah. China sudah tercipta sebagai manufaktur dunia. Tapi, Indonesia bisa sukses dalam industri kreatif," tukas Arief.
Oleh sebab itu, tambah Arief, Indonesia harus mengembangkan dan menciptakan potensi-potensi baru dalam industri kreatif.
Yang termasuk industri kreatif itu antara lain pembuatan aplikasi, content, digital imaging, media dan banyak lagi. Salah satu pemain bisnis kreatif yang kaya raya adalah Robert Murdoch, si raja media yang memiliki jaringan media di seluruh dunia. Pria berusia 80 tahun itu memperoleh penghasilan hingga US$ 7,6 miliar atau sekitar Rp 68 triliun dari bisnis kreatif.
Contoh lainnya adalah, Mark Zuckerberg, lelaki berusia 27 tahun yang memperoleh penghasilan US$ 17,5 miliar atau sekitar Rp 157 triliun dengan hanya menciptakan sosial media Facebook. "Industri kreatif digital ini sangat potensial," terang Arief.
Untuk di Indonesia sendiri, tambah Arief, industri kreatif memiliki tingkat pertumbuhan yang tinggi, terutama di sektor industri kreatif digital.
Arief menerangkan, kontribusi industri kreatif terhadap Gross Domestic Product (GDP) Indonesia sebesar Rp 151 triliun, berkontribusi sebesar 7,28% dari total GDP tahun 2008.
Lima kontributor terbesar adalah fashion (43%), crafts (25%), iklan (8%), design (6%), dan musik (5%).
"Kalau Indonesia mau bersaing dengan China dalam manufaktur pasti akan susah. China sudah tercipta sebagai manufaktur dunia. Tapi, Indonesia bisa sukses dalam industri kreatif," tukas Arief.
Oleh sebab itu, tambah Arief, Indonesia harus mengembangkan dan menciptakan potensi-potensi baru dalam industri kreatif.
Baca Juga :
Posted by Anonim
on 07.37. Filed under
Drive News,
industri
.
You can follow any responses to this entry through the RSS 2.0.
Feel free to leave a response