Jangan Salahkan Facebook
Dalam beberapa minggu ini muncul berbagai kasus kriminal terkait situs jejaring social facebook bermunculan. Dugaan penculikan hingga penghinaan muncul dan melibatkan banyak anak-anak. Facebook yang sangat digemari berbagai kalangan, mulai dari anak-anak hingga dewasa, sepertinya sudah menjadi ajang pemanfaatan berbagai pihak dengan tujuannya masing-masing.
Memang ada 1001 tujuan orang mengikuti facebook. Ada yang bertujuan mencari kenalan, berdagang, mencari informasi, bahkan sampai hal-hal yang jahatpun dilakukan melalui facebook dengan penipuan penculikan, hingga penipuan.
Penemuan facebook memang merupakan penemuan yang dapat dikatakan brilliant, bagaimana melalui suatu jejaring social, maka akan dapat membuat pertemanan di seluruh dunia. Bahkan facebook sebagai ajang mencari teman lama atau keluarga yang sudah lama tidak bertemu atau bahkan hilang. Kekuatan jejaring dan kekuatan sosialnya, membuat banyak orang terbuai dengan keampuhan facebook.
Namun belakangan ini, masyarakat harus lebih memperhatikan lagi penggunaan facebook.
Bukan teknologi maju internet dan social community yang harus kita tinggalkan, artinya tidaklah mungkin kita melawan perkembangan zaman, karena kita akan rugi dan tertinggal. Dengan kata lain, kita setuju, baik orang tua maupun anak-anak perlu untuk mengenal perkembangan Information, Communication and Technology (ICT), sehingga tidak gagap teknologi atau gaptek.
Dengan orang tua tidak gaptek, maka orang tua juga dapat dengan mudah mengawasi apa saja yang dilakukan anak-anak terkait penggunaan internet. Disamping itu orang tua dapat memberikan saran dan mengarahkan sang anak untuk memilih website atau media online apa yang bermanfaat bagi si anak.
Tidak bisa dipungkiri, segala sesuatu akan kita temukan di dunia internet. Karena itu jika diarahkan ke hal-hal positif, maka kita akan memperoleh hal-hal yang positif.
Sebagai contoh, bagaimana saat Kampanye pemilihan Presiden Amerika, dimana Barack Obama memanfaatkan jejaring social termasuk facebook, maka dia berhasil memperoleh banyak suara. Demikian juga saat kasus Bibit-Chandra, maka gerakan para facebookers yang mendukung Bibit-Chandra supaya dibebaskan sangat kuat memberikan dukungan, dan banyak lainnya.
Namun yang jahat-jahatpun terjadi. Seperti baru-baru ini, seorang remaja yang berkenalan lewat facebook, ternyata teman kenalan facebook tersebut membawa si remaja wanita lari. Ada juga empat murid sekolah yang dikeluarkan karena menghina gurunya melalui facebook, dan yang lainnya.
Jadi memang bukan internetnya atau facebooknya yang kita salahkan. Tapi bagaimana kita dapat mengantisipasi derasnya perkembangan teknologi internet saat ini. Kalau mau melakukan hal-hal positif melalui facebook, maka hasil positif yang akan diperoleh, dan sebaliknya.
Tentu semua setuju, jika dasar yang paling penting kita tanamkan juga buat keluarga dan anak adalah pembinaan rohani dan ibadah. Dengan demikian kita memiliki benteng pertahanan yang dapat menolak hal-hal yang jahat atau menggoda kita. Jadi dengan pembinaan kerohanian yang baik, maka kita tidak akan mudah diajak untuk melakukan hal-hal yang jahat.
Hal berikutnya yang penting adalah adanya komunikasi yang baik dalam keluarga, antara anak dan orang tua. Hal ini sangat bermanfaat, karena jika si anak tidak mengenal seseorang dan seseorang tersebut mengajaknya melakukan sesuatu, maka sang anak akan melapor ke orang tua. Atau jika sang anak menemukan sesuatu hal yang baru yang mungkin saja merupakan tipuan kejahatan, maka sang anak juga akan bercerita kepada orang tua.
Jadi paling tidak dua hal tersebut diatas, ada di dalam kehidupan keluarga, dengan demikian kita tidak menyalahkan facebook atau perkembangan teknologi internet yang semakin maju. Dengan demikian kita siap menghadapi apapun yang datang dalam kehidupan kita.
Baca Juga :
Posted by Anonim
on 13.09. Filed under
Drive News,
Media
.
You can follow any responses to this entry through the RSS 2.0.
Feel free to leave a response