RADEN WALANGSUNGSANG
Raden Walangsungsang atau Pangeran Cakrabuwana, adalah putra Prabu
Siliwangi, raja Pajajaran. Oleh ayahnya beliau telah dicalonkan menjadi
penggantinya. Radeng Walangsungang lahir di taun 1423 Masehi. Saudaranya
berjumlah 40 orang dan yang seibu hanya ada dua yaitu Ratu Mas
Rarasantang dan Raden Rajasengara.
Suatu hari Raden Walangsungsang bermimpi bertemu Nabi Muhammad SAW.
Dalam mimpinya sang Nabi mengajarkan tentang agama Islam. Kepada
ayahandanya mimpi itu lalu diceritakan. Ayahandanya tidak mengijinkan
beliau menjadi orang Islam. Karena beliau tetap memaksa, akhirnya diusir
dari kerajaan Pajajaran.
Begitu mengetahui kakaknya telah pergi, Ratu Mas Rara Santang pergi
menyusul. Beliau ingin mencari kakaknya dan masuk agama Islam. Di jalan
beliau bertemu Nyi Indhang Sukati, oleh Nyi Indhang beliau diberi jimat
baju Dewamulya. Baju tersebut bila dipakai akan menghindarkan dari mara
bahaya dan membuat si pemakai bisa berjalan secepat angin. Beliau juga
bertemu dengan Pandhita Ajar Sakti, lalu diramalkan akan mempunyai
seorang anak lelaki yang terkenal di tanah Jawa.
Sementara itu dalam perjalanannya Raden Walangsungsang bertemu
Sanghyang Danuwarsih. Beliau lalu dijodohkan kepada putrinya yang
bernama Nyi Mas Indhang Ayu. Oleh sang mertua beliau diberi jimat berupa
cincin Ampal. Kesaktiannya, bila si pemakai melihat melalui cincin
tersebut, akan bisa melihat di sebalik bumi dan langit.
Saat sedang bercengkerama dengan istrinya, datanglah sang adik,
ketiganya lalu melepas rindu, berpelukan dan bertangis-tangisan. Tidak
lama setelah itu, mereka disuruh oleh Sanghyang Danuwarsih untuk pergi
berguru ke gunung Ciangkup, gunung Kumbang, dan gunung Cangak. Setiap
selesai berguru, Raden Walangsungsang selalu diberi jimat sakti hingga
banyak jumlahnya. Dari Gunung Cangak, Raden Walangsungsang melanjutkan
perjalanannya ke gunung Amparan Jati, untuk menemui Syekh Nurjati.
Singkat cerita Syekh Nurjati mengangkatnya sebagai murid.
Syekh Nurjati memberi petunjuk untuk membuka pedukuhan baru. Di hari
Minggu tanggal 1 Sura tahun 1367 Saka, kira-kira tahun 1445 Masehi,
Raden Walangsungsang mulai membuka hutan untuk membuat pemukiman yang
sekarang berada di sekitar daerah Lemah Wungkuk. Saat sedang membuka
hutan beliau bertemu Ki Gedhe Alang-alang yang akhirnya mengangkat
beliau sebagai anak. Kampung yang dibangun itu di kemudian hari
berkembang menjadi daerah yang dinamai Cirebon.


