Propaganda Hitam Tak Pengaruhi Pilihan Rakyat
Hasil survei Saiful Mujani Research Centre (SMRC) dan Lingkaran Survei
Indonesia (LSI) yang baru saja dipublikasikan, lagi-lagi menaruh tiga
partai besar, yaitu Partai Golkar (PG), Partai Demokrasi Indonesia
Perjuangan (PDIP) dan Partai Demokrat (PD) diperingkat teratas, dengan
peringkat PG sebagai jawara disusul oleh PDIP dan PD.
Menurut politikus Golkar Poempida Hidayatulloh, hasil ini tercermin kepada hasil Pilgub DKI Jakarta 2012 kemarin dan hasil kedua badan survei di atas, tentunya dapat diambil kesimpulan, bahwa propaganda hitam yang dulu banyak dijadikan permainan politik untuk menjatuhkan lawan tidak banyak berarti.
Poempida mencontohkan, pasangan baru Jokowi dan Ahok. Pasangan tersebut merupakan korban berbagai propaganda hitam yang entah disengaja atau pun tidak ditujukan kepada mereka, malah memberikan tambahan simpati, sehingga keduanya memenangkan Pilgub DKI 2012. Belakangan ini pun banyak yang bermanuver yang sama, salah satunya dengan melakukan pengumuman kasus korupsi berdasarkan basis kepartaian sebagaimana disampaikan Sekretaris Kabinet (Seskab) Dipo Alam berapa waktu yang lalu.
"Lagi-lagi manuver tersebut nampak tidak banyak mengubah peta dukungan politik kepada partai sesuai dengan hasil survei SMRC dan LSI," kata Poempida kepada okezone dalam keterangan tertulisnya, Senin (15/10/2012).
Sejak beberapa bulan terakhir ini, kata dia, peta hasil survei cenderung untuk konsisten, terlepas dari berbagai isu politik yang berkembang. Apa makna yang terkandung dari apa yang terpancar dari ulasan-ulasan diatas? "Satu hal yang pasti adalah bahwa masyarakat Indonesia semakin cerdas dalam berdemokrasi dan cenderung untuk mengikuti proses politik yang berlangsung," imbuhnya.
Poempida menjelaskan, jika kita masuk ke kalangan masyarakat menengah ke bawah, berbagai isu politik yang berkembang, sering ditemukan basis informasi yang relevan yang melekat di benak masyarakat. Menurutnya, “melek politik”-nya masyarakat Indonesia, kini tidak boleh dianggap sepele. Hasil survei SMRC dan LSI pun menunjukkan tingkat swinging voters yang cenderung terus bertambah.
"Bagi masyarakat yang berada dalam kategori ini, akan cenderung untuk “wait and see”, sambil menyimak, siapa yang kemudian muncul dengan program dan kinerja yang paling baik," tegasnya.
Bagi dia, meningkatnya jumlah swinging voters ini akan memberikan suatu kejutan di Pemilu 2014 mendatang. "Ini tentunya merupakan cemeti bagi semua Parpol yang akan berlomba di Pemilu 2014 untuk lebih mengutamakan basis-basis figur yang kredibel, program-program dan hasil kerja parpol yang memang terasa oleh masyarakat. Jelas bukan berbasis propaganda hitam," katanya.
Menurut politikus Golkar Poempida Hidayatulloh, hasil ini tercermin kepada hasil Pilgub DKI Jakarta 2012 kemarin dan hasil kedua badan survei di atas, tentunya dapat diambil kesimpulan, bahwa propaganda hitam yang dulu banyak dijadikan permainan politik untuk menjatuhkan lawan tidak banyak berarti.
Poempida mencontohkan, pasangan baru Jokowi dan Ahok. Pasangan tersebut merupakan korban berbagai propaganda hitam yang entah disengaja atau pun tidak ditujukan kepada mereka, malah memberikan tambahan simpati, sehingga keduanya memenangkan Pilgub DKI 2012. Belakangan ini pun banyak yang bermanuver yang sama, salah satunya dengan melakukan pengumuman kasus korupsi berdasarkan basis kepartaian sebagaimana disampaikan Sekretaris Kabinet (Seskab) Dipo Alam berapa waktu yang lalu.
"Lagi-lagi manuver tersebut nampak tidak banyak mengubah peta dukungan politik kepada partai sesuai dengan hasil survei SMRC dan LSI," kata Poempida kepada okezone dalam keterangan tertulisnya, Senin (15/10/2012).
Sejak beberapa bulan terakhir ini, kata dia, peta hasil survei cenderung untuk konsisten, terlepas dari berbagai isu politik yang berkembang. Apa makna yang terkandung dari apa yang terpancar dari ulasan-ulasan diatas? "Satu hal yang pasti adalah bahwa masyarakat Indonesia semakin cerdas dalam berdemokrasi dan cenderung untuk mengikuti proses politik yang berlangsung," imbuhnya.
Poempida menjelaskan, jika kita masuk ke kalangan masyarakat menengah ke bawah, berbagai isu politik yang berkembang, sering ditemukan basis informasi yang relevan yang melekat di benak masyarakat. Menurutnya, “melek politik”-nya masyarakat Indonesia, kini tidak boleh dianggap sepele. Hasil survei SMRC dan LSI pun menunjukkan tingkat swinging voters yang cenderung terus bertambah.
"Bagi masyarakat yang berada dalam kategori ini, akan cenderung untuk “wait and see”, sambil menyimak, siapa yang kemudian muncul dengan program dan kinerja yang paling baik," tegasnya.
Bagi dia, meningkatnya jumlah swinging voters ini akan memberikan suatu kejutan di Pemilu 2014 mendatang. "Ini tentunya merupakan cemeti bagi semua Parpol yang akan berlomba di Pemilu 2014 untuk lebih mengutamakan basis-basis figur yang kredibel, program-program dan hasil kerja parpol yang memang terasa oleh masyarakat. Jelas bukan berbasis propaganda hitam," katanya.
Baca Juga :
Posted by Anonim
on 19.11. Filed under
Drive News,
Politik
.
You can follow any responses to this entry through the RSS 2.0.
Feel free to leave a response