Danamon Raih Laba Bersih Rp 2,99 Triliun
Laba bersih setelah pajak konsolidasi PT Bank
Danamon Indonesia Tbk selama 9 bulan pertama 2012 bertumbuh 22 persen
dibandingkan periode sama tahun lalu. Laba bersih Bank Danamon naik dari
Rp 2,45 triliun menjadi i Rp 2,99 triliun naik dari pencapaian tahun
lalu Rp 2,45 triliun.
“Perekonomian Indonesia masih relatif terhindar dari efek krisis Uni Eropa, yang telah berdampak pada perekonomian global. Kokohnya perekonomian Indonesia menciptakan iklim yang kondusif bagi industri perbankan nasional, terutama bagi Danamon,” kata Presiden Direktur Danamon Henry Ho dalam keterangan tertulisnya, Rabu, 17 Oktober 2012.
Pada akhir bulan September 2012, kredit Danamon juga tercatat mencapai Rp 113 triliun atau bertumbuh 16 persen dibandingkan pada tahun lalu yang sebesar Rp 97 triliun. Pertumbuhan kredit ini, didukung oleh pertumbuhan pembiayaan pada segemen mass market, yang mencakup kredit kepada nasabah wirausahawan kecil, kredit kepemilikan kendaraan bermotor, perabotan rumah tangga, dan pembiayaan syariah beragunan emas.
Sampai 30 September 2012, kredit pada segmen mass market ini tumbuh 14 persen menjadi Rp 64 triliun dibanding tahun lalu. Pertumbuhan ini berkontribusi 57 persen kepada portfolio kredit Danamon.
Kredit pada segmen UKM, lanjutnya, juga berkontribusi signifikan terhadap pertumbuhan kredit Danamon. Pertumbuhan kredit tahun ini tercatat sebesar 25 persen dari Rp 13 triliun menjadi Rp 17 triliun dibandingkan periode sama tahun lalu. Sementara kredit pada segmen wholesale tumbuh 21 persen menjadi Rp 14 triliun.
Menurut Chief Financial Officer dan Direktur Danamon Vera Eve Lim, segmen UKM merupakan mesin pertumbuhan berkelanjutan dan merupakan tulang punggung perekonomian Indonesia. “Menjadikan segmen ini sebagai bagian penting dari pertumbuhan kredit kami,” kata Vera.
Rasio kredit bermasalah (non-performing loans - NPL) turun menjadi 2,4 persen dari 2,9 persen pada akhir kuartal ketiga 2011. Sedangkan dari sisi pendanaan, giro (current accounts) dan tabungan (saving accounts) bertumbuh 16 persen dan 20 persen menjadi masing-masing Rp 13 triliun dan Rp 26 triliun. Sehingga, rasio current account and saving accounts (CASA) naik menjadi 44 persen dibandingkan 38 persen pada tahun lalu.
Sejalan dengan ini, rasio kredit terhadap pendanaan (loan to funding ratio) berada pada posisi 89,3 persen dibandingkan posisi tahun lalu yaitu 86,9 persen. Sementara rasio kredit terhadap total dana pihak ketiga (loan to deposit ratio/LDR) untuk sembilan bulan pertama tahun 2012 berada pada posisi 103,5 persen.
LDR Danamon diimbangi oleh permodalan yang kuat dengan rasio kecukupan modal (capital adequacy ratio/CAR) konsolidasian yang naik menjadi 18,7 persen dibandingkan dengan 17,8 persen pada tahun lalu. Sementara itu, standalone CAR naik menjadi 18,2 persen dari 16,5 persen pada tahun lalu.
“Kami memiliki likuiditas yang cukup untuk melanjutkan pertumbuhan. Kami mengelola likuiditas berdasarkan rasio kredit terhadap pendanaan (loan to funding) ketimbang rasio kredit terhadap total dana pihak ketiga (loan to deposit) standalone,” ucapnya.
“Perekonomian Indonesia masih relatif terhindar dari efek krisis Uni Eropa, yang telah berdampak pada perekonomian global. Kokohnya perekonomian Indonesia menciptakan iklim yang kondusif bagi industri perbankan nasional, terutama bagi Danamon,” kata Presiden Direktur Danamon Henry Ho dalam keterangan tertulisnya, Rabu, 17 Oktober 2012.
Pada akhir bulan September 2012, kredit Danamon juga tercatat mencapai Rp 113 triliun atau bertumbuh 16 persen dibandingkan pada tahun lalu yang sebesar Rp 97 triliun. Pertumbuhan kredit ini, didukung oleh pertumbuhan pembiayaan pada segemen mass market, yang mencakup kredit kepada nasabah wirausahawan kecil, kredit kepemilikan kendaraan bermotor, perabotan rumah tangga, dan pembiayaan syariah beragunan emas.
Sampai 30 September 2012, kredit pada segmen mass market ini tumbuh 14 persen menjadi Rp 64 triliun dibanding tahun lalu. Pertumbuhan ini berkontribusi 57 persen kepada portfolio kredit Danamon.
Kredit pada segmen UKM, lanjutnya, juga berkontribusi signifikan terhadap pertumbuhan kredit Danamon. Pertumbuhan kredit tahun ini tercatat sebesar 25 persen dari Rp 13 triliun menjadi Rp 17 triliun dibandingkan periode sama tahun lalu. Sementara kredit pada segmen wholesale tumbuh 21 persen menjadi Rp 14 triliun.
Menurut Chief Financial Officer dan Direktur Danamon Vera Eve Lim, segmen UKM merupakan mesin pertumbuhan berkelanjutan dan merupakan tulang punggung perekonomian Indonesia. “Menjadikan segmen ini sebagai bagian penting dari pertumbuhan kredit kami,” kata Vera.
Rasio kredit bermasalah (non-performing loans - NPL) turun menjadi 2,4 persen dari 2,9 persen pada akhir kuartal ketiga 2011. Sedangkan dari sisi pendanaan, giro (current accounts) dan tabungan (saving accounts) bertumbuh 16 persen dan 20 persen menjadi masing-masing Rp 13 triliun dan Rp 26 triliun. Sehingga, rasio current account and saving accounts (CASA) naik menjadi 44 persen dibandingkan 38 persen pada tahun lalu.
Sejalan dengan ini, rasio kredit terhadap pendanaan (loan to funding ratio) berada pada posisi 89,3 persen dibandingkan posisi tahun lalu yaitu 86,9 persen. Sementara rasio kredit terhadap total dana pihak ketiga (loan to deposit ratio/LDR) untuk sembilan bulan pertama tahun 2012 berada pada posisi 103,5 persen.
LDR Danamon diimbangi oleh permodalan yang kuat dengan rasio kecukupan modal (capital adequacy ratio/CAR) konsolidasian yang naik menjadi 18,7 persen dibandingkan dengan 17,8 persen pada tahun lalu. Sementara itu, standalone CAR naik menjadi 18,2 persen dari 16,5 persen pada tahun lalu.
“Kami memiliki likuiditas yang cukup untuk melanjutkan pertumbuhan. Kami mengelola likuiditas berdasarkan rasio kredit terhadap pendanaan (loan to funding) ketimbang rasio kredit terhadap total dana pihak ketiga (loan to deposit) standalone,” ucapnya.
Baca Juga :
Posted by Anonim
on 14.38. Filed under
Bisnis,
Drive News
.
You can follow any responses to this entry through the RSS 2.0.
Feel free to leave a response