Dilarang Naik Mobil atau Motor Bila Ada Tsunami
Apa yang pertama kali harus dilakukan warga sekitar pantai jika gempa
berpotensi tsunami datang? Jangan ragu-ragu, larilah secepat mungkin ke
arah jalur evakuasi atau tempat perlindungan (shelter) yang aman.
Namun, jangan sekali-kali menggunakan kendaraan bermotor.
“Semuanya larilah langsung ke arah shelter dan tidak boleh pakai kendaraan (bermotor),” kata Deputi Bidang Geofisika Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), Prih Harjadi, kepada Tempo, Kamis, 12 April 2012.
Sayangnya, kata Prih, masyarakat sering kali mengungsi menjauhi pantai dengan menggunakan kendaraan bermotor, terutama sepeda motor. Padahal, yang ditakutkan adalah menumpuknya kendaraan bermotor di satu tempat tertentu saat evakuasi. “Masih ada kecenderungan kalau terjadi tsunami masyarakat mengungsi (dengan kendaraan bermotor),” kata dia.
Selain dilarang menggunakan kendaraan bermotor, Prih juga mengingatkan warga lebih mementingkan keselamatan dirinya saat terjadi gempa berpotensi tsunami. Bukan berarti mereka harus melupakan keluarga yang saat kejadian berada di tempat yang berbeda. Namun, setiap orang yang sudah memperoleh pengetahuan wajib memiliki kesadaran tersebut untuk meminimalisir korban jiwa.
Ia mengatakan ada orang yang mencari anaknya dulu di sekolah. Seharusnya itu tidak boleh dilakukan karena ketika orang itu sampai di sekolah sang anak juga sudah pergi. “Pendidikan di sekolah, kalau ada kejadian seperti itu, gurunya yang harus memimpin anak didiknya untuk evakuasi,” ujarnya.
Berkaitan dengan evakuasi gempa berkekuatan 8,5 skala Ritcher yang menggoyang Aceh, Rabu, 11 April 2012, Prih mengakui penanganan memang belum maksimal. Ditambah lagi informasi mengenai potensi tsunami sangat telat karena sirine peringatan tsunami tak berbunyi saat gempa terjadi.
“Nanti kami tanyakan ke Pemda apakah mereka tidak merespons atau petugas yang dulunya sudah dilatih sudah dipindahtugaskan atau malah lari duluan,” kata dia.
“Semuanya larilah langsung ke arah shelter dan tidak boleh pakai kendaraan (bermotor),” kata Deputi Bidang Geofisika Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), Prih Harjadi, kepada Tempo, Kamis, 12 April 2012.
Sayangnya, kata Prih, masyarakat sering kali mengungsi menjauhi pantai dengan menggunakan kendaraan bermotor, terutama sepeda motor. Padahal, yang ditakutkan adalah menumpuknya kendaraan bermotor di satu tempat tertentu saat evakuasi. “Masih ada kecenderungan kalau terjadi tsunami masyarakat mengungsi (dengan kendaraan bermotor),” kata dia.
Selain dilarang menggunakan kendaraan bermotor, Prih juga mengingatkan warga lebih mementingkan keselamatan dirinya saat terjadi gempa berpotensi tsunami. Bukan berarti mereka harus melupakan keluarga yang saat kejadian berada di tempat yang berbeda. Namun, setiap orang yang sudah memperoleh pengetahuan wajib memiliki kesadaran tersebut untuk meminimalisir korban jiwa.
Ia mengatakan ada orang yang mencari anaknya dulu di sekolah. Seharusnya itu tidak boleh dilakukan karena ketika orang itu sampai di sekolah sang anak juga sudah pergi. “Pendidikan di sekolah, kalau ada kejadian seperti itu, gurunya yang harus memimpin anak didiknya untuk evakuasi,” ujarnya.
Berkaitan dengan evakuasi gempa berkekuatan 8,5 skala Ritcher yang menggoyang Aceh, Rabu, 11 April 2012, Prih mengakui penanganan memang belum maksimal. Ditambah lagi informasi mengenai potensi tsunami sangat telat karena sirine peringatan tsunami tak berbunyi saat gempa terjadi.
“Nanti kami tanyakan ke Pemda apakah mereka tidak merespons atau petugas yang dulunya sudah dilatih sudah dipindahtugaskan atau malah lari duluan,” kata dia.
Baca Juga :
Posted by Anonim
on 11.59. Filed under
Drive News,
Nasional
.
You can follow any responses to this entry through the RSS 2.0.
Feel free to leave a response