Berita Terbaru :
|

Bagikan Berita
Bentrok Sengit Berebut Kota Terbesar Syria





DAMASKUS – Pertumpahan darah kembali terjadi di Kota Aleppo. Selama enam hari secara beruntun hingga kemarin (25/7), kota terbesar di Syria itu menjadi medan pertempuran pasukan pemerintah dan oposisi. Personel Free Syrian Army atau FSA (tentara pembangkang yang bergabung dengan oposisi) bertempur secara mati-matian dalam melawan tentara rezim Presiden Bashar al-Assad yang bersenjata lengkap.

Kota berpenduduk sekitar 2,5 juta jiwa di utara Syria atau sekitar 310 kilometer dari Damaskus itu telah berubah menjadi font baru pertempuran di antara dua kubu. Bahkan, para petinggi FSA memerintahkan seluruh pasukannya dari berbagai penjuru Syria untuk mendukung pertempuran di Aleppo. Hingga kemarin pejuang oposisi berada di kota itu untuk merebut kekuasaan dari tangan pasukan pemerintah.

Rezim Assad pun mengerahkan tentara dalam jumlah lebih besar untuk mempertahankan Aleppo. Kemarin pemerintah Syria menarik seluruh pasukannya di Provinsi Idlib dan memerintahkan menuju ibu kota Provinsi Aleppo itu. Sejumlah besar tank dan artileri militer bergerak menuju Aleppo. Seorang aktivis oposisi bertutur kepada CNN bahwa dari segi jumlah, bentrok di Aleppo tak seimbang.

Ratusan pejuang oposisi menghadapi sedikitnya 2.000 serdadu pemerintah. ’’Terdengar suara tembakan gencar dan membabi-buta di timur kota. Tak hanya menarget kami, mereka (pasukan pemerintah) menembaki permukiman,’’ kata aktivis oposisi yang tak disebutkan namanya itu. Kelompok aktivis Local Coordination Committees (LCC) melaporkan enam bocah dan enam orang dewasa tewas dalam bentrok di Aleppo.

Di seluruh Syria, jumlah korban tewas mencapai 50 orang. Namun, koresponden CNN di Syria Ivan Watson melaporkan bahwa FSA tidak selemah se perti diberitakan media. Saat ini, para tentara pembelot itu juga memiliki senjata canggih. ’’Beberapa bulan terakhir, oposisi berubah drastis. Mereka tak hanya menyandang senapan seada nya, tapi juga memiliki roket dan senapan otomatis,’’ tuturnya.

Berbekal senjata-senjata canggih tersebut, oposisi sukses melumpuhkan beberapa kendaraan lapis baja milik pasukan Assad. Bahkan, FSA pernah memukul mundur para tentara loyalis Assad itu dan memaksa militer mengirimkan senjata tambahan lewat helikopter. ’’Pekan ini, ratusan personel FSA yang bersembunyi di beberapa lokasi berbondong-bondong menuju Aleppo,’’ terang Watson.

Oposisi berjuang keras untuk mengambil-alih Aleppo dari tangan pasukan pemerintah. Sebab, itu merupakan kota penting bagi rezim Assad. Bersama Damaskus, Aleppo menjadi inti pertahanan Assad dan pasukannya. Jika oposisi berhasil merebut Aleppo, peta kekuatan pemerintah akan berubah secara drastis. Karena itu, Assad pun mati-matian mempertahankan kota tersebut.

’’Jet-jet tempur militer terbang berputar di atas kota, tapi tidak melepaskan tembakan,’’ terang Rami Abdel Rahman, direktur regional Syrian Observatory for Human Rights (SOHR). Bentrok tersengit, lanjut dia, pecah di kawasan Al-Jamaliya, Al-Bab, dan Kalasseh. Selain mengakibatkan terbakarnya sebuah kantor polisi, bentrok dua kubu juga menghancurkan markas Partai Baath di Aleppo.
Secara terpisah, rezim Assad berupaya meredam berita soal senjata kimia dan biologi atau senjata pemusnah masal (weapon of mass destruction, WMD) yang saat ini dimiliki pemerintahannya. Kepada Rusia, selaku sekutu dekatnya, rezim Assad menegaskan bahwa senjata kimia dan biologi Syria yang ramai diberitakan media tersebut aman.

’’Kami dapat jaminan langsung dari Damaskus bahwa keamanan senjata (kimia) itu bisa dipertanggungjawabkan,’’ ungkap Wakil Menteri Luar Negeri Rusia Gennady Gatilov kepada Kantor Berita Itar-Tass. Dia menambahkan bahwa Syria berjanji untuk tak akan menggunakan senjata kimia tersebut secara sembarangan. ’’Syria telah menandatangani protokol Jenewa yang berisi larangan penggunaan senjata kimia.

Kami yakin Syria akan mematuhi aturan itu dan melakukan apapun yang menjadi tanggung jawab mereka,’’ paparnya. Dia justru khawatir, senjata kimia itu jatuh ke oposisi dan disalahgunakan. Sementara itu, pertempuran di Syria membuat Turki menutup seluruh perbatasannya dengan negara tetangganya tersebut. ’’Seluruh gerbang perbatasan dengan Syria akan ditutup mulai Rabu (kemarin, Red),’’ terang stasiun televisi pemerintah Turki Selasa lalu (24/7).

Dalam perkembangan lainnya, Amerika Serikat (AS) bertekad untuk meningkatkan dukungannya kepada oposisi Syria. Hal itu disampaikan Menlu AS Hillary Rodham Clinton kemarin di tengah bentrok sengit dan perubahan yang terjadi di Syria. Sebelumnya AS gagal memenangkan resolusi Dewan Keamanan (DK) PBB atas Syria karena diveto Rusia dan Tiongkok.

’’AS akan bekerja keras di luar forum DK untuk mengirimkan pesan jelas soal dukungan kepada oposisi (Syria),’’ kata Clinton. Clinton juga mengomentari bentrok sengit di Aleppo. ’’Kami menyadari sepenuhnya bahwa peristiwa penting terjadi dengan cepat di Syria,’’ tuturnya. ’’Kami akan terus bekerja erat dengan oposisi karena makin banyak wilayah yang telah diambil alih.”



Baca Juga :


Posted by Anonim on 12.58. Filed under , . You can follow any responses to this entry through the RSS 2.0. Feel free to leave a response
comments powered by Disqus

Komentar Baru

Update Terbaru