Jika BBM Naik, Mahasiswa Siap Ambil Tindakan Reaktif
JAKARTA - Rencana pemerintah menaikkan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) terus menuai kecaman. Tindakan paling reaktif datang dari kalangan mahasiswa, salah satunya Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Universitas Negeri Jakarta (UNJ).Wakil Ketua BEM UNJ Brian mengatakan, jika kebijakan pemerintah tersebut jadi terealisasi, maka semakin jelas pemerintah SBY-Boediono tidak prorakyat. "Naiknya harga BBM itu enggak masuk akal," ujar dia dalam keterangannya di Jakarta, Kamis (22/3/2012).
Pihaknya justru menduga kenaikan harga BBM hanya digunakan oleh pemerintah SBY untuk pencitraan semata. Ditambahkannya, rencana pemberian Bantuan Langsung Tunai (BLT) pascakenaikan BBM juga tidak berarti signifikan. Menurutnya, hal itu termasuk akal-akalan pemerintah semata.
"Ini berarti SBY sedang mencoba memperbaiki citra dirinya dan Partai Demokrat yang saat ini telah karut marut dan BLT itu tidak menolong rakyat. Kalau naik maka SBY turun, kita siap kepung Istana Merdeka bersama BEM se-Indonesia," tegasnya.
Hal senada disampaikan, mantan juru bicara Presiden RI Abdurrahman Wahid, Adhie Massardi. Menurutnya, kebijakan tersebut terkesan zalim dan tak masuk akal. Sehingga wajar penolakan terhadap kenaikan harga BBM terus mengalir.
"Saat SBY bilang mau beli pesawat ekonomi katanya kuat, namun seminggu setelah itu dia bilang ekonomi hancur. Kita lihat akhir Maret, ada mahasiswa dari luar kota dengan uang sendiri yang berikrar pantang pulang sebelum tumbang," tandasnya.






