Gejolak Harga Komoditas Pangan Cuma Sementara
Bank Indonesia (BI) memperkirakan gejolak harga beberapa komoditas
pangan yang terjadi selama dua pekan pertama Juli hanya bersifat
sementara, yakni seiring meningkatnya konsumsi masyarakat pada awal
Ramadan.
"Kami melihat ada euforia Ramadan yaitu masyarakat yang cenderung
mengonsumsi makanan berlebihan selama awal puasa, seolah sudah menjadi
tradisi bagi masyarakat," kata Kepala Biro Humas BI Difi A Johansyah
dalam jumpa persnya di Jakarta, Selasa (24/7).
Dua komoditas yang tercatat mengalami lonjakan harga cukup signifikan
hingga pekan kedua Juli 2012 adalah daging ayam dan daging sapi,
mengalami lonjakan masing masing sebesar 4,82 persen dan 2,7 persen.
"Beberapa komoditas bahan makanan lain juga terpantau mengalami
kenaikan rata-rata dihampir seluruh kawasan yaitu pada komoditas telur
ayam (3,79 persen), mie instan (0,76 persen), beras (0,25 persen), dan
minyak goreng kemasan (0,6 persen)," katanya.
Menurut Difi, faktor lain yang juga mempengaruhi tingkat harga pangan
dalam negeri adalah kenaikan harga yang merupakan bagian dari rambatan
peningkatan harga global. Khususnya akibat kendala produksi di beberapa
negara pengasil utama.
"Berdasarkan pantauan kami terhadap berbagai gejolak harga, memang
ada tiga komoditas yang memiliki pengaruh terhadap inflasi dalam negari
yaitu gandum, jagung, dan kedelai," katanya.
Namun, Difi menilai kontribusi kenaikan tiga komoditas tersebut
terhadap inflasi yang rendah tidak akan memberikan dampak yang
signifikan terhadap laju inflasi secara keseluruhan.
Baca Juga :
- Penculik Bayi di Depok Ditangkap
- Cadangan Energi Menipis, Pemerintah Galakkan Konservasi Energi
- Bisnis Keluarga, Pilar Penting Ekonomi Asia
- Banjir Landa Empat Kabupaten
- Ini Pejabat Baru Bireuen
- Badai Sandy Pangkas Output Minyak
- Produksi Menurun, Jepang Pangkas Ekspor 5 Komoditi Sumut
- Saham Komoditas Siap Ikuti Kenaikan Harga Minyak
- Serbia akan Jadi Hub Komoditas Indonesia
- Gejolak Harga Komoditas Pangan Cuma Sementara
