Ratusan Pelajar Depok Deklarasi Antitawuran
Bertepatan dengan peringatan hari Sumpah Pemuda 28 Oktober, ratusan
pelajar se Kota Depok bersama tokoh pemuda dan organisasi masyarakat
mendeklarasikan sumpah pemuda di auditorium Fakultas Ilmu Budaya
Universitas Indonesia (UI).
Berlandaskan semangat nasionalisme yang tinggi mereka bertekad akan
menjunjung nilai patriotisme dan kebangsaan yang mulai luntur tergerus
arus globalisasi. Sebanyak 200 pelajar SMP, SMA, dan SMK Kota Depok
bertekad menyelesaikan masalah tanpa kekerasan. Salah satu pelajar, Febi
Nur Fitri menilai tawuran merupakan hal yang sia-sia.
“Mereka yang tawuran itu ‘alay’ dan enggak penting. Kumpul-kumpul sih
sering tapi nggak ikut-ikutan kalau tawuran,” ujar siswi kelas 11 SMAN 3
Depok itu.
Pembina OSIS SMAN 3, Maisaroh mengatakan, tawuran bisa dicegah dengan
mengisi kegiatan yang bermanfaat. “Enggak ada waktu untuk tawuran jika
kegiatan ekstrakulikulernya padat. Kegiatan belajar mengajar sudah mulai
berjalan sejak pagi hingga sore,” ujarnya.
Maisaroh mengungkap, mencegah tawuran dapat dilakukan dengan membuat
“betah” murid. “Jadikan sekolah menjadi rumah kedua bagi mereka. Jika
sudah demikian, maka hal-hal yang negatif seperti tawuran tak dapat
terjadi,” ujar Maisaroh tegas.
Sementara itu, Ketua panitia deklarasi antitawuran dan sumpah pemuda,
Swastanto mengatakan, deklarasi antitawuran juga merupakan wujud bentuk
pemahaman nilai Pancasila. “Deklarasi tak berhenti saja sampai di sini,
namun perlu diamalkan dalam kehidupan sehari-hari. Kini tinggal dari
mereka saja, mau berubah atau tidak,” tandasnya.
Komandan Kodim 0508, Letkol Infanteri M. Zamroni menjelaskan saat ini
budaya tepo seliro dan tenggang rasa sudah mulai pudar. “Sekarang yang
ada egoisme. Sedikit saja merasa tersinggung emosi. Tak heran jika
banyak tawuran antarpelajar dan antarwarga bermunculan. Egoisme seperti
inilah yang perlu diberantas,” jelasnya.
Zamroni memaparkan, arus globalisasi yang cenderung negatif dengan
cepatnya masuk ke Indonesia. “Sekarang budaya barat melalui gaya hidup
masuk ke kalangan remaja dengan cepat. Mereka dengan bangganya bisa
menari modern dan tidak menganggap tarian tradisional. Bangsa Indonesia
harus menjadi tuan rumah di negeri sendiri,” papar Zamroni.
Baca Juga :
Posted by Anonim
on 14.24. Filed under
Depok,
Drive News
.
You can follow any responses to this entry through the RSS 2.0.
Feel free to leave a response