Berita Terbaru :
|

Bagikan Berita
Mes KPA Dilempari Batu




Mes Komite Peralihan Aceh (KPA) yang dulu pernah ditempati Muzakir Manaf sebagai rumahnya, Rabu (24/10) siang, dilempari dengan batu oleh belasan orang yang belum teridentifikasi. Insiden itu menyebabkan sejumlah kaca jendela rumah tersebut pecah. Bahkan kaca mobil milik Hasan Sabon, Bendahara Komite Peralihan Aceh (KPA) yang berada di pekarangan mes itu, ikut dilempari.

Mes yang menjadi sasaran pelemparan itu terletak di Jalan Makam Teuku Nyak Arief, Kompleks Cut Oen, Lorong 1, Desa Meunasah Papeun, Krueng Barona Jaya, Aceh Besar. Mes berbentuk rumah besar itu pernah dihuni Muzakir Manaf sebelum ia menjadi Wagub Aceh. Baru belakangan difungsikan sebagai Mes KPA.

Informasi yang dihimpun Serambi dari sejumlah warga sekitar, pelemparan rumah Muzakir Manaf yang akrab disapa “Mualim” itu cukup mengejutkan warga, karena terjadi pada siang bolong, sekira pukul 14.00 WIB. Jumlah pria yang datang ke rumah itu pun lumayan ramai, mencapai 15 orang, Mereka mengendarai sekitar sepuluh sepeda motor. Sebagiannya berboncengan.

“Tamu yang datang belasan orang itu kabarnya hendak bertemu Mualim. Tapi karena tidak bertemu, mereka kecewa, lalu melempari rumah itu dengan batu,” kata seorang warga yang minta namanya tak ditulis.

Seorang warga lainnya menyebutkan versi berbeda yang lebih detail kepada Serambi. Bahwa belasan pria yang datang naik sepeda motor ke Mes KPA itu bermaksud ingin menjumpai Hasan Sabon, Bendahara KPA Pusat. Cuma, Hasan Sabon tak mereka temukan di mes tersebut, meski mobilnya diparkir di pekarangan mes. Tiba-tiba saja, sebagian dari mereka melempari mes itu dengan batu, sehingga empat keping kaca jendela di bagian depan mes pecah.

Sumber-sumber Serambi menambahkan, insiden pelemparan itu berlangsung sekitar 15 menit sejak pukul 14.00 WIB. Belasan pelaku sempat masuk bersama sepeda motornya ke dalam kompleks mes tersebut. “Beberapa di antaranya melempari kaca bangunan itu dalam jarak dekat,” kata seorang saksi mata.

Kapolresta Banda Aceh, Kombes Pol Moffan MK SH yang dihubungi Serambi tadi malam mengakui adanya kejadian itu. “Benar, ada sekitar 15 orang yang masuk ke pekarangan rumah itu, lalu beberapa di antaranya melemparkan batu ke kaca rumah. Penelusuran kami, yang lempar itu anggota KPA juga,” ujar Kapolresta Banda Aceh.

Tentang kelanjutan pengusutan kasus ini, Kombes Moffan punya jawaban, “Karena sejauh ini tidak ada yang merasa keberatan, sehingga tidak dipermasalahkan.”

Versi Moffan, anggota KPA itu kabarnya ingin menjumpai Wagub Muzakir Manaf di sana. “Tapi, karena Pak Muzakir Manaf kabarnya tidak ada di sana, bisa jadi mereka kesal, lalu melampiaskan kemarahannya dengan melempari kaca mes tersebut,” ujar Moffan.

Pada dasarnya, lanjut Moffan, pelemparan yang menyebabkan sejumlah kaca mes dan kaca mobil Hasan Sabon yang berada dalam pekarangan rumah itu pecah, penyelesaiannya sedang diupayakan di tingkat internal mereka (KPA).

Pantauan Serambi Rabu malam, sejumlah kaca di bagian depan mes itu pecah. Kondisi mes sepi, tanpa penghuni. Pintu pagar tergembok rapat. Bahkan dari lokasi kejadian tidak tampak terpasang police line. Namun, sebelum digembok, seseorang yang sering berada di mes itu memberi akses kepada petugas kepolisian untuk masuk. Dengan cara itulah polisi bisa memotret atau mendokumentasikan kerusakan mes tersebut akibat dilempari batu.

Mualim tak Bereaksi

Untuk mendapatkan komentar Muzakir Manaf selaku Wakil Gubernur Aceh maupun Ketua Komite Peralihan Aceh (KPA) Pusat, Serambi coba menghubunginya maupun ajudannya tadi malam. Pukul 21.28 WIB, Serambi mengirimkan sms ke handphone Mualim--sapaan akrab Muzakir Manaf--untuk minta tanggapannya atas insiden pelemparan Mes KPA yang pernah menjadi rumahnya di Desa Meunasah Papeun, Aceh Besar.

Sms tersebut terkirim, namun tidak ada tanggapan. Berjam-jam ditunggu, Mualim juga tak berekasi. Serambi akhirnya menghubungi per telepon orang dekat dan orang kepercayaan Mualim. Serambi berhasil bicara dengan orang ini, namun selang setengah jam didapat jawaban bahwa tak ada reaksi dan tak ada komentar dari Mualim.

Sesuai saran seseorang di lingkar Wagub Aceh, Serambi akhirnya menghubungi Kabag Humas Pemerintah Aceh, Usamah El Madny. Tapi saat dihubungi Serambi Rabu (24/10) malam sekitar pukul 23.00 WIB melalui ponsel, Usamah pun enggan memberi komentar.

Spanduk Bergambar Tiga Tokoh Dicoret

SELAIN kasus pelemparan Mes KPA di Desa Meunasah Papeun, Aceh Besar, Rabu (24/10) siang kemarin, warga Banda Aceh dan Aceh Besar juga mendapati sejumlah spanduk ucapan selamat Hari Raya Idul Adha 1433 H di sejumlah titik di Banda Aceh yang dinodai cat atau tinta hitam.

Spanduk ucapan selamat Hari Raya Idul Adha itu semuanya bergambar tiga tokoh Aceh, masing-masings Gubernur dr Zaini Abdullah dan Wagub Muzakir Manaf, serta Pemangku Wali Nanggroe, Malik Mahmud. Spanduk itu dipajang di sejumlah titik di Banda Aceh, tapi pada paggi Rabu (24/10) ditemukan dalam keadaan tercoret cat hitam.

Coretan bertanda silang (X) menggunakan sejenis cat pilox itu, tepat berada di bagian wajah Malik Mahmud, sebagaimana terlihat pada spanduk yang terpasang di kawasan Simpang BPKP Ulee Kareng, Banda Aceh. Spanduk ucapan selamat Hari Raya Idul Adha yang sudah “ternoda cat hitam” itu sempat menjadi perhatian para pengguna jalan. Banyak warga yang menjepretnya dengan kamera hp.

Spanduk bercoret itu juga terlihat di Simpang Surabaya dan Simpang Lampu Merah Lamdingin. Di beberapa spanduk yang bergambar Gubernur dan Wakil Gubernur Aceh juga dicat pada salah satu bagian matanya.

Sejauh ini belum diketahui apa tujuan dan motivasi pelaku mencorat-coret spanduk bergambar Gubernur dan Wakil Gubernur Aceh serta Pemangku Wali Nanggroe itu. Juga belum ada keterangan dari pihak kepolisian tentang spanduk-spanduk yang “dinodai” itu.


Baca Juga :


Posted by Anonim on 02.50. Filed under , . You can follow any responses to this entry through the RSS 2.0. Feel free to leave a response
comments powered by Disqus

Komentar Baru

Update Terbaru