Grup Bakrie Akui Berencana Jual Aset
JAKARTA - Grup Bakrie telah mangajukan proposal tukar
guling saham PT Bumi Resources Tbk (BUMI) dengan Bumi Plc. Hal ini
dilakukan guna mengakhiri perselisihan antara grup Bakrie dengan
Rothschild.
Bakrie menginginkan kembali 29 persen saham BUMI dengan nilai mencapai USD1,38 miliar atau senilai Rp13,25 triliun (kurs rupiah Rp9.600 per USD). Jika Bakrie berhasil keluar dari Bumi Plc, maka perselisihan dengan Rothschild akan selesai.
Grup Bakrie menawarkan tukar guling sahamnya di Bumi Plc dengan 29 persen saham Bumi Resources Tbk (BUMI). Rencana tersebut muncul dalam board meeting Bumi Plc yang digelar di Singapura.
Rencananya, Grup Bakrie yang kini menguasai 23,8 persen saham Bumi Plc, akan menukarnya dengan sekira 10,3 persen saham BUMI. Selanjutnya, sisa saham BUMI, yaitu sekira 18,7 persen akan dilunasi Grup Bakrie dengan pembayaran tunai.
Namun, berdasar laporan keuangan kuartal I-2012, ada tiga perusahaan terafiliasi dengan Grup Bakrie yang utangnya jatuh tempo tahun ini. Yakni, PT Bakrie & Brother Tbk (BNBR) dengan total utang Rp8,6 triliun, jatuh tempo Rp2,3 triliun tahun ini, Bumi Resources dengan utang USD3,69 miliar, dengan utang jatuh tempo USD62 miliar, dan PT Bumi Resources Mineral Tbk (BRMS) dengan utang USD295 juta, dengan jumlah utang jatuh tempo USD12 juta.
Karenannya, diisukan Grup Bakrie ini akan melego sejumlah aset. Untuk mengklarifikasi kebenaran tersebut, PT Bursa efek Indonesia (BEI) dalam suratnya No.S-07138/BEI.PPJ/10-2012 meminta penjelasan pada BNBR atas kebenaran atas rencana pelepasan aset tersebut.
BEI meminta, apabila rencana penjualan aset tersebut benar, maka diperlukan penjelasan rinci tentang aset yang akan dijual. Selain itu, BEI meminta transparansi pihak-pihak yang telah menyatakan minatnya untuk membeli perusahaan tersebut. BEI juga mempertanyakan apakah rencana transaksi tersebut merupakan transaksi material atau transaksi afiliasi, dan benturan kepentingan transaksi material.
Melansir keterangan yang diterbitkan perseroan di BEI, Rabu (24/10/2012), perseroan mengakui berencana untuk menjual aset. Namun, saat ini perseroan masih melakukan penjajakan dengan sejumlah calon pembeli atau mitra usaha.
"Perseroan juga menilai bahwa transaksi ini tidak berbenturan dengan transaksi material, afiliasi atau bahkan aturan Bapepam-LK," ungkap Direktur & Corporate Secertary BNBR, RA Sri Dharmayanti dalam keterangan tersebut.
Menurutnya, perseroan memang telah beberapa kali melakukan pertemuan dengan calon pembeli yang berminat mengadakan kerjasama dengan BNBR. "Di antara para calon pembeli usaha tersebut, datang dari investor dalam negeri dan luar negeri," tambahnya.
Dia melanjutkan, informasi detail mengenai penjualan aset akan disampaikan setelah negosiasi selesai. "Namun, saat ini proses tersebut masih berlangsung dan perseroan terkait dengan perjanjuan kerahasiaan antar pihak," tukas dia.
Bakrie menginginkan kembali 29 persen saham BUMI dengan nilai mencapai USD1,38 miliar atau senilai Rp13,25 triliun (kurs rupiah Rp9.600 per USD). Jika Bakrie berhasil keluar dari Bumi Plc, maka perselisihan dengan Rothschild akan selesai.
Grup Bakrie menawarkan tukar guling sahamnya di Bumi Plc dengan 29 persen saham Bumi Resources Tbk (BUMI). Rencana tersebut muncul dalam board meeting Bumi Plc yang digelar di Singapura.
Rencananya, Grup Bakrie yang kini menguasai 23,8 persen saham Bumi Plc, akan menukarnya dengan sekira 10,3 persen saham BUMI. Selanjutnya, sisa saham BUMI, yaitu sekira 18,7 persen akan dilunasi Grup Bakrie dengan pembayaran tunai.
Namun, berdasar laporan keuangan kuartal I-2012, ada tiga perusahaan terafiliasi dengan Grup Bakrie yang utangnya jatuh tempo tahun ini. Yakni, PT Bakrie & Brother Tbk (BNBR) dengan total utang Rp8,6 triliun, jatuh tempo Rp2,3 triliun tahun ini, Bumi Resources dengan utang USD3,69 miliar, dengan utang jatuh tempo USD62 miliar, dan PT Bumi Resources Mineral Tbk (BRMS) dengan utang USD295 juta, dengan jumlah utang jatuh tempo USD12 juta.
Karenannya, diisukan Grup Bakrie ini akan melego sejumlah aset. Untuk mengklarifikasi kebenaran tersebut, PT Bursa efek Indonesia (BEI) dalam suratnya No.S-07138/BEI.PPJ/10-2012 meminta penjelasan pada BNBR atas kebenaran atas rencana pelepasan aset tersebut.
BEI meminta, apabila rencana penjualan aset tersebut benar, maka diperlukan penjelasan rinci tentang aset yang akan dijual. Selain itu, BEI meminta transparansi pihak-pihak yang telah menyatakan minatnya untuk membeli perusahaan tersebut. BEI juga mempertanyakan apakah rencana transaksi tersebut merupakan transaksi material atau transaksi afiliasi, dan benturan kepentingan transaksi material.
Melansir keterangan yang diterbitkan perseroan di BEI, Rabu (24/10/2012), perseroan mengakui berencana untuk menjual aset. Namun, saat ini perseroan masih melakukan penjajakan dengan sejumlah calon pembeli atau mitra usaha.
"Perseroan juga menilai bahwa transaksi ini tidak berbenturan dengan transaksi material, afiliasi atau bahkan aturan Bapepam-LK," ungkap Direktur & Corporate Secertary BNBR, RA Sri Dharmayanti dalam keterangan tersebut.
Menurutnya, perseroan memang telah beberapa kali melakukan pertemuan dengan calon pembeli yang berminat mengadakan kerjasama dengan BNBR. "Di antara para calon pembeli usaha tersebut, datang dari investor dalam negeri dan luar negeri," tambahnya.
Dia melanjutkan, informasi detail mengenai penjualan aset akan disampaikan setelah negosiasi selesai. "Namun, saat ini proses tersebut masih berlangsung dan perseroan terkait dengan perjanjuan kerahasiaan antar pihak," tukas dia.
Baca Juga :
Posted by Anonim
on 03.10. Filed under
Bisnis,
Drive News
.
You can follow any responses to this entry through the RSS 2.0.
Feel free to leave a response