BPPT Siapkan Kajian Tentang Pembangkit Listrik Tenaga Arus Laut
Selat menyimpan arus laut yang relatif tak pernah berhenti. Dengan
mengandalkan dinamika pasang surut saja, tim peneliti berhasil memanen
arus listrik dari arus laut yang mengalir di Selat Flores, di dekat
Larantuka, Nusa Tenggara Timur.
Arus yang keluar menuju Samudra Hindia biasanya jauh lebih kencang,”
kata Erwandi, ketua tim perekayasa pembangkit listrik tenaga arus laut
(PLTAL), Senin (25/4), dalam diskusi yang diselenggarakan PT PLN
(Persero) di Jakarta.
Dari hasil pemantauan, sepanjang tahun di Selat Flores bisa didapat
kecepatan arus laut minimum 0,6 meter per detik dan maksimum 4,3 meter
per detik atau rata-rata 1,8-2 meter per detik.
Tim Erwandi dibentuk tahun 2008 di Surabaya di bawah naungan Unit
Pelaksana Teknis (UPT) Balai Pengkajian dan Penelitian Hidrodinamika
pada Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT).
Uji coba pertama kali dilangsungkan pada akhir Maret 2010,
dilanjutkan bulan Juni 2010. Uji coba tahap pertama menggunakan ukuran
bilah turbin dua meter dengan diameter putaran turbin juga dua meter.
”Ada tiga bilah turbin yang dipasang dengan material bahan dari aluminium,” kata Erwandi.
Erwandi menggunakan turbin Darrieus tipe H, yaitu tipe vertikal yang
menggunakan tiga bilah turbin. Uji coba pertama untuk menghasilkan
listrik dengan daya 2.000 watt. Hasil evaluasi menunjukkan, bilah
berbahan aluminium kurang efektif.
”Bilah aluminium menjadi bengkok-bengkok sehingga perlu diganti dengan material yang lebih kuat,” kata Erwandi.
Kekuatan turbin
Uji coba tahap kedua dilaksanakan pada 26 Maret 2011. Erwandi
mengubah target perolehan listrik menjadi 10.000 watt dan meningkatkan
kekuatan turbin. ”Poros dan bilah turbinnya diganti dengan logam baja
antikarat (stainless steel),” kata Erwandi.
Ukuran diameter putar turbin dan panjang bilah turbin juga
ditingkatkan. Diameternya diubah dari dua meter menjadi 3,6 meter,
sedangkan panjang bilah turbin menjadi 2,5 meter.
Lokasi uji coba sama, sekitar 100 meter dari dermaga penyeberangan
Dusun Tanah Merah, Desa Wureh, Kecamatan Adonara Barat, Pulau Adonara,
NTT.
”Lokasi itu cukup fenomenal karena arus lautnya lebih kencang dibandingkan lokasi di sekitarnya,” kata Erwandi.
Penambahan panjang bilah dan diameter putar turbin pada uji coba
tahap kedua membawa konsekuensi tersendiri. Beberapa saat setelah
instalasi PLTAL diceburkan, meski baru setengah, sudah berputar sangat
kencang. ”Kecepatan arus laut waktu itu 3,8 meter per detik,” kata
Erwandi.
Hanya sesaat instalasi PLTAL diceburkan, telah terseret arus
sepanjang 50 meter. Padahal, bobot instalasi mencapai 8.000 kilogram
ditambah 8.000 kilogram beban pemberat yang ditenggelamkan dengan empat
jangkar.
”Uji coba untuk kapasitas listrik 10.000 watt itu dihentikan untuk
sementara sampai selesai dievaluasi untuk perbaikannya,” kata Erwandi.
Salah satu solusi untuk uji coba berikutnya adalah menambah beban pemberat.
Dasar laut
Erwandi mengatakan, salah satu faktor penyebab hanyutnya instalasi
PLTAL yang akan dievaluasi adalah kondisi dasar laut. Struktur dasar
laut di Adonara saat ini tengah diselidiki dengan pengambilan gambar di
dalam air.
”Dasar laut pada posisi yang makin sempit dan makin dangkal
menyebabkan arus laut makin kencang, tetapi ini perlu dipastikan dengan
cara mengambil gambar dasar laut,” kata Erwandi.
Teknologi pembangkit listrik yang menggunakan energi terbarukan arus
laut ini sudah diaudit oleh Pusat Audit Teknologi BPPT. Menurut Erwandi,
teknologi itu menempati level 7 menuju level 8. Jika menempati posisi
puncak pada level 9, diartikan sudah siap dikomersialkan.
”Efisiensi putaran turbin sudah cukup tinggi, mencapai 42 persen
tanpa generator, dan 32 persen sampai 35 persen setelah dipasang
generator,” kata Erwandi.
Efisiensi putaran turbin maksimal diperhitungkan mencapai 59 persen.
Kecepatan arus laut melambat saat pergantian arah arus laut pasang dan
surut mencapai setengah sampai satu jam.
Erwandi memperkirakan, listrik dari pembangkit listrik tenaga arus
laut di perairan selat akan sangat melimpah. Di Selat Flores saja mampu
membangkitkan listrik 300 megawatt, padahal selat di Indonesia jumlahnya
mencapai ribuan.
Baca Juga :
Posted by Anonim
on 13.40. Filed under
Drive News,
energi
.
You can follow any responses to this entry through the RSS 2.0.
Feel free to leave a response