Pesona Kain Songket, Mampu Raup Rp100 Juta/Bulan
BERAWAL dari meneruskan usaha orangtuanya, Fauziah, wanita berusia 54
tahun, merintis usaha industri rumahannya dengan membuat kain songket.
Pembuatan kain songket ini memang tidak mudah, dia harus mencari
pinjaman Usaha Kecil Menengah (UKM) dari BUMN untuk memajukan usahanya.
"Tadinya hanya meneruskan usaha orangtua. Namun karena terbentur modal, sempat berhenti," ungkap wanita berkerudung ini.
Berkat konsistensinya memajukan kain tradisional, songket, Fauziah
mendapat suatu binaan dari PT PLN (Persero). Menurutnya, dia mendapatkan
modal dari PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) sebesar Rp21 juta. "Nah
itu saya manfaatkan agar industri rumahan tersebut bisa berkembang lebih
pesat lagi," jelas dia.
Dengan pembinaan dari PLN, dia
membanderol kain songket buatannya yang berkisar Rp1 juta hingga Rp4
juta. Menurutnya, penjualan kain songket cukup menjanjkan. Dia pun dapat
menjual tidak kurang 40 potong kain songket per bulannya. Sehingga laba
hasil usahanya dapat mencapai Rp100 juta per bulan.
"Tapi kalau
lagi ramai sekali, sebulan bisa mencapai 40 potong. Kalau lagi biasa
saja, mungkin 20 potong sampai 30 potong saja," paparnya.
Kualitas itu PentingCara
pemasaran kain songket pun tidak dilakukan dengan biaya mahal. Dia
menuturkan, kain songket buatannya cukup dikenal berkat
pelanggan-pelanggannya yang puas akan hasil karyanya. "Orang-orang tahu
bisnis saya dari mulut ke mulut. Nah, kalau kualitasnya tidak bagus,
nanti orang tidak mau balik ke sini lagi dong," katanya.
Fauziah
mengatakan, guna menjaga kepercayaan pelanggan, maka kulitas kain
songket buatannya selalu dijaga. Menurutnya, hal tersebut cukup ampuh
untuk menyiasati persaingan usaha sejenis yang tentunya cukup banyak di
Palembang. "Kalau dibanding dulu, lebih maju sekarang (industri rumahan
kain songket). Pokoknya kita strateginya, kualitas kainnya supaya tetap
terbaik," jelas dia.
Selain itu, dia kerap melakukan pelatihan
kepada 15 orang pegawainya, untuk dapat membuat kain songket tersebut
dengan baik. Ini dilakukan agar kualitas kain songketnya tetap terjaga.
Selain itu, guna menjaga persaingan dengan produk serupa, dia tidak
mematok harga kain terlalu tinggi. Baginya asalkan kain songketnya
banyak laku terjual, itu sudah cukup baginya.
"Kalau saya
prinsipnya tidak mau jual terlalu mahal. Standar saja, yang penting
banyak terjualnya, tapi kualitasnya harus dijaga juga," jelas dia.
Dia
menambahkan, guna menarik banyak pemasukan, maka dia juga mempunyai
pekerjaan sampingan yang masih masih berhubungan dengan kain songket.
Ibu dua anak yang berdomisili di Palembang ini, menyiasati usaha kain
songketnya dengan jasa menjahit baju dari kain songket yang dijualnya.
Pasalnya,
tidak jarang pelanggan memintanya untuk membuatkan baju berbahan kain
songket tersebut. Menurut dia, keindahan kain songket yang begitu
mempesona membuat banyak orang ingin memiliki baju yang berbahan kain
tradisional asal Sumatera tersebut. Fauziah menjelaskan, setelah
merintis usaha industri rumahan tersebut selama 30 tahun tersebut, maka
penjualan kain songket tidak lagi dipusatkan di daerah Palembang.
Meski
kain songket buatannya belum beredar di luar negeri, namun dia senang
orang di berbagai penjuru di Indonesia dapat merasakan hasl karyanya.
"Kita hanya kirim untuk ke Jakarta, sama Medan. Tapi paling banyak ke
Jakarta," katanya.
Kunci Mempertahankan Pelanggan Selain
modal uang, menurutnya modal kejujuran juga penting dalam merintis
sebuah usaha. Dia meyakini usahanya bisa sampai seperti saat ini bukan
semata-mata hanya bermodalkan uang. Namun juga kejujuran yang selalu
dijaga, sehingga para pelanggan selalu kembali untuk membeli kain
songket buatannya.
"Pokoknya yang penting kalau mau usaha itu
jujur. Misalnya kain songketnya ada cacat sedikit, ya saya bilang. Lalu
harganya saya kurangin. Kalau misalkan saya bohongin dengan harga tetap
mahal, padahal kainnya cacat, nanti orang atau pelanggan saya merasa
tertipu, nanti tidak mau balik ke saya lagi," jelas dia.
Meski demikian, hingga saat ini dia masih berharap usahanya dapat dikembangkan luas dan dapat go international. "Saya harap nanti kain songket buatan saya bisa diekspor. itu impian saya," tutup dia.
Baca Juga :
Posted by Anonim
on 00.16. Filed under
Bisnis,
Drive News,
Songket
.
You can follow any responses to this entry through the RSS 2.0.
Feel free to leave a response