Menjelang Tahun Ajaran Baru Pedagang Buku Dadakan Untung Besar
Menjelang tahun ajaran baru dan siswa masuk sekolah pekan depan,
pedagang buku dan alat tulis di beberapa daerah meraup berkah. Seperti
di Kota Serang dan Cilegon mengaku meraup untung ratusan ribu rupiah per
harinya. Pedagang dadakan ini menjajakan dagangannya di atas trotoar
ataupun numpang didepan toko.
Menurut penjual buku, omset mereka meningkat dibanding hari biasa, bahkan keuntungan penjualan hampir mencapai 70 persen. Pembeli beranggapan, membeli diemperan harganya bisa ditawar dan relatif lebih murah dibanding belanja di toko.
Wahab, 32, salah satu pedagang buku dan alat tulis di pusat pertokoan Royal, Kota Serang, mengatakan, untuk tahun ini penjualan cukup bagus, bahkan dalam sehari bisa menjual 20-30 paket buku tulis. Wahab mengakui jika alat tulis yang dijualnya lebih murah ketimbang yang ada di toko-toko.
”Biasanya kalau menghadapi tahun ajaran baru, banyak pembeli. Mereka juga lebih memilih emperan karena harganya yang lebih murah. Lumayanlah pak, sehari bisa menjual 20-30 paket buku tulis,” ujar Wahab, Kamis (12/7).
Tidak hanya buku tulis, menurut Wahab, pembeli juga membeli sampul buku dan alat-alat tulis lainnya. Harga buku tulis dijual antara Rp 10.000 hingga Rp 30.000 satu pak atau berisi 10 buah buku tulis.
Pedagang lainnya, Mahmud, 40, asal Kec. Jombang, Kota Cilegon mengaku, harga buku dan alat tulis setiap tahunnya tidak berbeda jauh. “Jadi buku-buku sisa tahun ajaran lama bisa juga dijual dengan harga murah. Untuk tahun ini, kami menjual bisa mencapai 50-60 perpaketnya,” ujar Mahmud seraya menjelaskan, buku-buku itu dibelinya dari Jakarta dengan harga grosiran.
Siska, 35, seorang ibu rumah tangga asal Kec. Cibeber, Kota Cilegon yang sedang membeli buku di kios buku Pasar Pagebangan, mengatakan alasan membeli buku di emperan karena relatif lebih murah dan banyak pilihannya. “Pokoknya harga buku diemperan lebih murah karena bisa ditawar,” ujarnya seraya mengatakan beli buku untuk anaknya kelas 3 sekolah dasar
Menurut penjual buku, omset mereka meningkat dibanding hari biasa, bahkan keuntungan penjualan hampir mencapai 70 persen. Pembeli beranggapan, membeli diemperan harganya bisa ditawar dan relatif lebih murah dibanding belanja di toko.
Wahab, 32, salah satu pedagang buku dan alat tulis di pusat pertokoan Royal, Kota Serang, mengatakan, untuk tahun ini penjualan cukup bagus, bahkan dalam sehari bisa menjual 20-30 paket buku tulis. Wahab mengakui jika alat tulis yang dijualnya lebih murah ketimbang yang ada di toko-toko.
”Biasanya kalau menghadapi tahun ajaran baru, banyak pembeli. Mereka juga lebih memilih emperan karena harganya yang lebih murah. Lumayanlah pak, sehari bisa menjual 20-30 paket buku tulis,” ujar Wahab, Kamis (12/7).
Tidak hanya buku tulis, menurut Wahab, pembeli juga membeli sampul buku dan alat-alat tulis lainnya. Harga buku tulis dijual antara Rp 10.000 hingga Rp 30.000 satu pak atau berisi 10 buah buku tulis.
Pedagang lainnya, Mahmud, 40, asal Kec. Jombang, Kota Cilegon mengaku, harga buku dan alat tulis setiap tahunnya tidak berbeda jauh. “Jadi buku-buku sisa tahun ajaran lama bisa juga dijual dengan harga murah. Untuk tahun ini, kami menjual bisa mencapai 50-60 perpaketnya,” ujar Mahmud seraya menjelaskan, buku-buku itu dibelinya dari Jakarta dengan harga grosiran.
Siska, 35, seorang ibu rumah tangga asal Kec. Cibeber, Kota Cilegon yang sedang membeli buku di kios buku Pasar Pagebangan, mengatakan alasan membeli buku di emperan karena relatif lebih murah dan banyak pilihannya. “Pokoknya harga buku diemperan lebih murah karena bisa ditawar,” ujarnya seraya mengatakan beli buku untuk anaknya kelas 3 sekolah dasar
Baca Juga :
Posted by Anonim
on 00.12. Filed under
.
You can follow any responses to this entry through the RSS 2.0.
Feel free to leave a response