Cerita Dongeng Nyi Roro Kidul
Jika lagi berlibur ataupun berwisata ke Kota Pelabuhan Ratu, Kabupaten Sukabumi Provinsi Jawa Barat, jangan lupa mampir ke Samudra Beach Hotel. Ada hal yang unik disediakan hotel ini untuk memperdalam pengetahuan legenda dan sejarah. Legenda itu dengan mengunjungi kamar 308 di hotel tersebut. Legenda itu adalah Ratu Laut Selatan atau Nyai Roro Kidul yang merupakan cerita rakyat yang sangat dikenal hampir seluruh masyarakat Indonesia terutama di Kota Pelabuhan Ratu, Provinsi Jawa Barat.
Cerita itu beredar dari mulut ke mulut, entah siapa yang memulainya. Konon ceritanya, Jawa Barat pernah diperintah oleh seorang raja yang sangat berkuasa yakni, Prabu Siliwangi. Dia adalah seorang raja yang sangat terkenal serta bijaksana. Ia memiliki seorang permaisuri yang cantik serta beberapa orang selir.
Pada suatu hari, sang permaisuri melahirkan seorang bayi perempuan yang cantik. Kehadiran bayi kecil ini, membuat mereka sangat bahagia. Tetapi, hal ini ternyata tidak disukai oleh para selir raja lainnya. Apalagi bayi itu tumbuh menjadi besar dan wajahnya lebih cantik daripada ibunya. Dan bayi tersebut diberi nama Putri Lara Kadita yang kelak akan menjadi ahli waris dari tahta kerajaan ayahnya. Oleh karena itu, raja sangat mencintainya dan mengasihi Putri Lara Kadita.
Sementara itu, para selir yang berusaha untuk menyingkirkan Putri Lara Kadita, membuat suatu persengkokolan. Mereka menggunakan ilmu hitam untuk menghancurkan kehidupan permaisuri beserta putrinya yang cantik itu. Dan akhirnya, kuasa jahat dari ilmu hitam itu, telah membuat wajah permaisuri dan putrinya menjadi sangat buruk serta tubuh mereka menjadi berbau busuk. Karena keadaannya yang sangat mengerikan, maka sang raja memerintahkan permaisuri dan putrinya untuk meninggalkan istana. Alasannya, kalau dibiarkan mereka tetap tinggal di istana, akan membawa bencana bagi seluruh kerajaan.
Selanjutnya, dengan terpaksa permaisuri dan putri pergi dari istana dan berkelana tak tentu arah di dalam hutan. Mereka pun menyusuri jalan-jalan sepi agar tidak bertemu dengan orang lain. Tanpa disadari, mereka menuju ke arah selatan. Penderitaan mereka sangat berat dan tidak tertahankan. Sampai akhirnya, sang permaisuri meninggal dunia dalam perjalanan pengembaraannya. Tinggallah Putri Lara Kadita seorang diri, dalam keadaan putus asa. Ia terus mengembara dan mengalami banyak penderitaan, tanpa seorangpun yang menghiburnya.
Pada suatu hari karena terlalu lapar dan lelah, ia jatuh pingsan. Ketika sadar kembali, ia mendengar suara deburan ombak dari arah selatan. Suara ini, membangkitkan semangatnya untuk kembali melanjutkan perjalanannya. Lalu, ia berjalan terus ke arah suara tersebut dan mendapati suatu pemandangan yang sangat indah. Suatu lautan yang luas dengan ombak-ombak besar yang menerjang batu karang di pantai. Duduklah Putri Lara Kadita, dan beristirahat di salah satu batu karang tersebut.
Dan kini, tempat duduk itu dinamakan Karanghawu dan menjadi objek wisata yang terkenal, berlokasi sekitar 8 kilometer di sebelah barat Inna Samudra Beach. Pada saat duduk di atas batu karang itu, ia tertidur dan bermimpi. Dalam mimpinya, Putri mendapat petunjuk bahwa keadaan dan kecantikannya dapat dipulihkan bila ia membersihkan dirinya dengan melompat ke laut dan menenggelamkan diri.
Setelah terjaga, ia pun berdiri di pinggir batu karang dan melompat ke dalam laut. Ternyata, tubuhnya pulih dan wajahnya pun menjadi cantik kembali. Sejak saat itulah, ia menjadi ratu di laut tersebut dan memerintah bagian selatan Pulau Jawa. Rupanya sejak saat itu pula ia bergelar “Nyi Loro Kidul”. Yakni, ratu laut selatan. Sebagian besar masyarakat di daerah Pelabuhanratu, sampai saat ini masih percaya akan kuasa yang memerintah di laut selatan ini.
Maka untuk memperingati hal itu, tanggal 6 April ditetapkan sebagai hari nelayan bagi masyarakat Kota Pelabuhanratu, Sukabumi. Dimana dalam perayaannya, selalu dilaksanakan kegiatan “Pesta Laut” (Labuh Saji). Tujuannya, untuk memohon agar Tuhan Yang Maha Esa senantiasa memberikan perlindungan dan kemakmuran. Berkaitan dengan legenda serta kepercayaan dari sebagian masyarakat itulah, maka Samudra Beach Hotel Pelabuhanratu menyediakan sebuah ruangan khusus sebagai gambaran dari legenda Nyai Roro Kidul. Pihak hotel menempatkan sejarah dan legenda itu di kamar 308.
Di dalamnya, terdapat perlengkapan serta lukisan yang berkaitan dengan legenda Nyi Roro Kidul, sesajen dan lain sebagainya, lengkap dengan tempat tidurnya. Sejumlah lukisan dan pernak pernik perhiasan yang dikoleksi di dalam kamar ini kebanyakan berasal dari para pengunjung domestik maupun manca negara ke hotel tersebut. Merupakan sebuah pengalaman yang menarik, bagi para pengunjung Inna Samudra Beach, apabila telah mengetahui keberadaan kamar 308. Karena, dengan lebih mengetahui gambaran tentang legenda tersebut, maka dapat turut melestarikan budaya dan legenda masyarakat Indonesia, khususnya Jawa Barat. Namun, pendapat serta pengalaman tentang hal-hal lain yang berkaitan dengan kamar 308 di hotel itu, selanjutnya dikembalikan kepada keyakinan dan kepercayaan yang ada pada diri masing-masing.
Cerita itu beredar dari mulut ke mulut, entah siapa yang memulainya. Konon ceritanya, Jawa Barat pernah diperintah oleh seorang raja yang sangat berkuasa yakni, Prabu Siliwangi. Dia adalah seorang raja yang sangat terkenal serta bijaksana. Ia memiliki seorang permaisuri yang cantik serta beberapa orang selir.
Pada suatu hari, sang permaisuri melahirkan seorang bayi perempuan yang cantik. Kehadiran bayi kecil ini, membuat mereka sangat bahagia. Tetapi, hal ini ternyata tidak disukai oleh para selir raja lainnya. Apalagi bayi itu tumbuh menjadi besar dan wajahnya lebih cantik daripada ibunya. Dan bayi tersebut diberi nama Putri Lara Kadita yang kelak akan menjadi ahli waris dari tahta kerajaan ayahnya. Oleh karena itu, raja sangat mencintainya dan mengasihi Putri Lara Kadita.
Sementara itu, para selir yang berusaha untuk menyingkirkan Putri Lara Kadita, membuat suatu persengkokolan. Mereka menggunakan ilmu hitam untuk menghancurkan kehidupan permaisuri beserta putrinya yang cantik itu. Dan akhirnya, kuasa jahat dari ilmu hitam itu, telah membuat wajah permaisuri dan putrinya menjadi sangat buruk serta tubuh mereka menjadi berbau busuk. Karena keadaannya yang sangat mengerikan, maka sang raja memerintahkan permaisuri dan putrinya untuk meninggalkan istana. Alasannya, kalau dibiarkan mereka tetap tinggal di istana, akan membawa bencana bagi seluruh kerajaan.
Selanjutnya, dengan terpaksa permaisuri dan putri pergi dari istana dan berkelana tak tentu arah di dalam hutan. Mereka pun menyusuri jalan-jalan sepi agar tidak bertemu dengan orang lain. Tanpa disadari, mereka menuju ke arah selatan. Penderitaan mereka sangat berat dan tidak tertahankan. Sampai akhirnya, sang permaisuri meninggal dunia dalam perjalanan pengembaraannya. Tinggallah Putri Lara Kadita seorang diri, dalam keadaan putus asa. Ia terus mengembara dan mengalami banyak penderitaan, tanpa seorangpun yang menghiburnya.
Pada suatu hari karena terlalu lapar dan lelah, ia jatuh pingsan. Ketika sadar kembali, ia mendengar suara deburan ombak dari arah selatan. Suara ini, membangkitkan semangatnya untuk kembali melanjutkan perjalanannya. Lalu, ia berjalan terus ke arah suara tersebut dan mendapati suatu pemandangan yang sangat indah. Suatu lautan yang luas dengan ombak-ombak besar yang menerjang batu karang di pantai. Duduklah Putri Lara Kadita, dan beristirahat di salah satu batu karang tersebut.
Dan kini, tempat duduk itu dinamakan Karanghawu dan menjadi objek wisata yang terkenal, berlokasi sekitar 8 kilometer di sebelah barat Inna Samudra Beach. Pada saat duduk di atas batu karang itu, ia tertidur dan bermimpi. Dalam mimpinya, Putri mendapat petunjuk bahwa keadaan dan kecantikannya dapat dipulihkan bila ia membersihkan dirinya dengan melompat ke laut dan menenggelamkan diri.
Setelah terjaga, ia pun berdiri di pinggir batu karang dan melompat ke dalam laut. Ternyata, tubuhnya pulih dan wajahnya pun menjadi cantik kembali. Sejak saat itulah, ia menjadi ratu di laut tersebut dan memerintah bagian selatan Pulau Jawa. Rupanya sejak saat itu pula ia bergelar “Nyi Loro Kidul”. Yakni, ratu laut selatan. Sebagian besar masyarakat di daerah Pelabuhanratu, sampai saat ini masih percaya akan kuasa yang memerintah di laut selatan ini.
Maka untuk memperingati hal itu, tanggal 6 April ditetapkan sebagai hari nelayan bagi masyarakat Kota Pelabuhanratu, Sukabumi. Dimana dalam perayaannya, selalu dilaksanakan kegiatan “Pesta Laut” (Labuh Saji). Tujuannya, untuk memohon agar Tuhan Yang Maha Esa senantiasa memberikan perlindungan dan kemakmuran. Berkaitan dengan legenda serta kepercayaan dari sebagian masyarakat itulah, maka Samudra Beach Hotel Pelabuhanratu menyediakan sebuah ruangan khusus sebagai gambaran dari legenda Nyai Roro Kidul. Pihak hotel menempatkan sejarah dan legenda itu di kamar 308.
Di dalamnya, terdapat perlengkapan serta lukisan yang berkaitan dengan legenda Nyi Roro Kidul, sesajen dan lain sebagainya, lengkap dengan tempat tidurnya. Sejumlah lukisan dan pernak pernik perhiasan yang dikoleksi di dalam kamar ini kebanyakan berasal dari para pengunjung domestik maupun manca negara ke hotel tersebut. Merupakan sebuah pengalaman yang menarik, bagi para pengunjung Inna Samudra Beach, apabila telah mengetahui keberadaan kamar 308. Karena, dengan lebih mengetahui gambaran tentang legenda tersebut, maka dapat turut melestarikan budaya dan legenda masyarakat Indonesia, khususnya Jawa Barat. Namun, pendapat serta pengalaman tentang hal-hal lain yang berkaitan dengan kamar 308 di hotel itu, selanjutnya dikembalikan kepada keyakinan dan kepercayaan yang ada pada diri masing-masing.