Perbankan-Finansial Berkembang Positif
Seiring tren pertumbuhan ekonomi yang terus meningkat, secara umum,
Kadin (Kamar Dagang dan Industri) Indonesia menilai laju pertumbuhan
sektor keuangan juga turut mengalami peningkatan yang signifikan.
Wakil Ketua Umum Kadin Bidang Perbankan dan Finansial Rosan P Roeslani mengatakan, sektor keuangan merupakan sumber likuiditas bagi tumbuh-kembangnya perekonomian. Dukungan pemerintah terhadap upaya pengembangan sektor keuangan baik perbankan maupun non-bank sangat dibutuhkan agar sektor ini bisa menjadi sarana intermediasi dan investasi yang kondusif, atraktif dan berkontribusi lebih baik lagi bagi pembangunan ekonomi yang berkelanjutan.
"Hampir di semua sektor perbankan hingga pertengahan tahun ini kinerja perbankan menununjukkan stabilitas yang tetap terjaga dengan fungsi intermediasi yang semakin kuat dalam mendukung pembiayaan perekonomian," kata Rosan dalam keterangan resminya di Jakarta, Jumat (14/9/2012).
Berbagai indikator kinerja industri perbankan, lanjut Rosan, menunjukkan perkembangan yang cukup solid, tercermin dari tingginya rasio kecukupan modal (CAR/Capital Adequacy Ratio) yang berada jauh di atas minimum 8 persen dan terjaganya rasio kredit bermasalah (NPL/Non Performing Loan) gross di bawah 5 persen. Intermediasi perbankan juga terus membaik, tercermin dari pertumbuhan kredit yang hingga akhir Juni 2012 mencapai 25,8 persen (yoy).
Kredit investasi tumbuh cukup tinggi, sebesar 29,1 persen (yoy), sedangkan kredit modal kerja dan kredit konsumsi masing-masing tumbuh sebesar 28,2 persen (yoy) dan 19,6 persen (yoy).
"Dengan berbagai perkembangan di industri perbankan ini, diharapkan kapasitas perekonomian ke depan dapat semakin meningkat," ujarnya.
Rosan menyebutkan, di luar perbankan, pasar modal dan lembaga keuangan non-bank juga merupakan bagian dari sektor keuangan di Indonesia yang turut menyediakan alternatif sarana investasi dan perencanaan keuangan bagi masyarakat yang menunjukkan kinerja yang cukup baik.
Secara umum, tambah Rosan, kinerja pasar modal maupun lembaga keuangan non-bank hingga semester I 2012 juga menunjukkan perkembangan yang berarti. Pasar modal Indonesia mencetak kinerja positif sepanjang Semester I 2012. Pada Juli 2012, IHSG tercatat mengalami kenaikan sebesar 4,7 persen ke level 4.142,34 dibandingkan dengan bulan sebelumnya.
"Penguatan IHSG terutama disebabkan oleh kondisi ekonomi domestik yang tetap kuat di tengah kondisi eksternal yang cenderung memburuk akibat krisis Eropa, serta realisasi kinerja keuangan Semester I 2012 beberapa emiten yang positif," jelasnya.
Wakil Ketua Umum Kadin Bidang Perbankan dan Finansial Rosan P Roeslani mengatakan, sektor keuangan merupakan sumber likuiditas bagi tumbuh-kembangnya perekonomian. Dukungan pemerintah terhadap upaya pengembangan sektor keuangan baik perbankan maupun non-bank sangat dibutuhkan agar sektor ini bisa menjadi sarana intermediasi dan investasi yang kondusif, atraktif dan berkontribusi lebih baik lagi bagi pembangunan ekonomi yang berkelanjutan.
"Hampir di semua sektor perbankan hingga pertengahan tahun ini kinerja perbankan menununjukkan stabilitas yang tetap terjaga dengan fungsi intermediasi yang semakin kuat dalam mendukung pembiayaan perekonomian," kata Rosan dalam keterangan resminya di Jakarta, Jumat (14/9/2012).
Berbagai indikator kinerja industri perbankan, lanjut Rosan, menunjukkan perkembangan yang cukup solid, tercermin dari tingginya rasio kecukupan modal (CAR/Capital Adequacy Ratio) yang berada jauh di atas minimum 8 persen dan terjaganya rasio kredit bermasalah (NPL/Non Performing Loan) gross di bawah 5 persen. Intermediasi perbankan juga terus membaik, tercermin dari pertumbuhan kredit yang hingga akhir Juni 2012 mencapai 25,8 persen (yoy).
Kredit investasi tumbuh cukup tinggi, sebesar 29,1 persen (yoy), sedangkan kredit modal kerja dan kredit konsumsi masing-masing tumbuh sebesar 28,2 persen (yoy) dan 19,6 persen (yoy).
"Dengan berbagai perkembangan di industri perbankan ini, diharapkan kapasitas perekonomian ke depan dapat semakin meningkat," ujarnya.
Rosan menyebutkan, di luar perbankan, pasar modal dan lembaga keuangan non-bank juga merupakan bagian dari sektor keuangan di Indonesia yang turut menyediakan alternatif sarana investasi dan perencanaan keuangan bagi masyarakat yang menunjukkan kinerja yang cukup baik.
Secara umum, tambah Rosan, kinerja pasar modal maupun lembaga keuangan non-bank hingga semester I 2012 juga menunjukkan perkembangan yang berarti. Pasar modal Indonesia mencetak kinerja positif sepanjang Semester I 2012. Pada Juli 2012, IHSG tercatat mengalami kenaikan sebesar 4,7 persen ke level 4.142,34 dibandingkan dengan bulan sebelumnya.
"Penguatan IHSG terutama disebabkan oleh kondisi ekonomi domestik yang tetap kuat di tengah kondisi eksternal yang cenderung memburuk akibat krisis Eropa, serta realisasi kinerja keuangan Semester I 2012 beberapa emiten yang positif," jelasnya.


