Kudus Bangun Pusat Kuliner Senilai Rp 700 Juta
Pemerintah Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, akan membangun pusat kuliner di depan pusat perbelanjaan Matahari dengan dana Rp 700 juta.
Saat ini, pemerintah tengah menyaring para pedagang makanan khas Kudus yang akan berjualan di lokasi itu.
Kepala Dinas Perdagangan dan Pengelolaan Pasar Kudus Poerwadiyono, Selasa (18/9/2012), mengatakan, pusat kuliner itu akan menempati jalur lambat. Di lokasi itu akan ditempatkan 16 pedagang kuliner pilihan, seperti soto kudus, sate kerbau, opor sunggingan, lentog tanjung, dan nasi tahu.
"Pemerintah akan menyediakan 16 gerobak, 34 tenda kursi, dan fasilitas air bersih di lokasi itu," kata Poerwadiyono.
Menurut Poerwadiyono, saat ini, jalur lambat itu dipergunakan untuk lahan parkir. Nantinya, kawasan parkir hanya akan berlangsung hingga pukul 17.00. Waktu selebihnya akan dimanfaatkan para pedagang.
Anggaran Rp 700 juta itu termasuk dalam anggaran Rp 3,6 miliar untuk menata pedagang kaki lima (PKL) di 10 titik lokasi. Pemerintah perlu menata lokasi PKL karena pertumbuhan jumlah PKL cukup tinggi.
Pada 2012 tercatat 331 PKL yang tersebar di 10 titik di kawasan kota. Padahal, sebelumnya PKL hanya sekitar 70 persen dari jumlah yang ada saat ini.
"Penataan itu juga bertujuan untuk meningkatkan perekonomian PKL di Kudus. Lokasi yang bagus, bersih, dan tertata rapi pasti akan mengundang banyak orang untuk membeli dagangan para PKL," kata Poerwadiyono.
Berdasarkan data Dinas Perdagangan dan Pengelolaan Pasar Kabupaten Kudus, ke-10 titik lokasi PKL yang bakal ditata antara lain kawasan PKL Alun-alun Simpang Tujuh, Jalan Sunan Kudus, GOR Wergu Wetan, Jalan Mangga, Jalan Madurekso, dan di depan Rumah Sakit Umum Kudus.
Khusus kawasan depan pusat perbelanjaan Matahari, pemerintah akan menjadikannya sebagai Pusat Kuliner Khas Kudus.
Kepala Dinas Perdagangan dan Pengelolaan Pasar Kudus Poerwadiyono, Selasa (18/9/2012), mengatakan, pusat kuliner itu akan menempati jalur lambat. Di lokasi itu akan ditempatkan 16 pedagang kuliner pilihan, seperti soto kudus, sate kerbau, opor sunggingan, lentog tanjung, dan nasi tahu.
"Pemerintah akan menyediakan 16 gerobak, 34 tenda kursi, dan fasilitas air bersih di lokasi itu," kata Poerwadiyono.
Menurut Poerwadiyono, saat ini, jalur lambat itu dipergunakan untuk lahan parkir. Nantinya, kawasan parkir hanya akan berlangsung hingga pukul 17.00. Waktu selebihnya akan dimanfaatkan para pedagang.
Anggaran Rp 700 juta itu termasuk dalam anggaran Rp 3,6 miliar untuk menata pedagang kaki lima (PKL) di 10 titik lokasi. Pemerintah perlu menata lokasi PKL karena pertumbuhan jumlah PKL cukup tinggi.
Pada 2012 tercatat 331 PKL yang tersebar di 10 titik di kawasan kota. Padahal, sebelumnya PKL hanya sekitar 70 persen dari jumlah yang ada saat ini.
"Penataan itu juga bertujuan untuk meningkatkan perekonomian PKL di Kudus. Lokasi yang bagus, bersih, dan tertata rapi pasti akan mengundang banyak orang untuk membeli dagangan para PKL," kata Poerwadiyono.
Berdasarkan data Dinas Perdagangan dan Pengelolaan Pasar Kabupaten Kudus, ke-10 titik lokasi PKL yang bakal ditata antara lain kawasan PKL Alun-alun Simpang Tujuh, Jalan Sunan Kudus, GOR Wergu Wetan, Jalan Mangga, Jalan Madurekso, dan di depan Rumah Sakit Umum Kudus.
Khusus kawasan depan pusat perbelanjaan Matahari, pemerintah akan menjadikannya sebagai Pusat Kuliner Khas Kudus.
Baca Juga :
Posted by Anonim
on 10.01. Filed under
Drive News,
kuliner
.
You can follow any responses to this entry through the RSS 2.0.
Feel free to leave a response
